Jalalabad (ANTARA News) - Serangan udara NATO menewaskan 12 warga sipil pekerja jalan di Afghanistan timur, kata seorang gubernur Rabu, suatu peristiwa yang dapat menyulut ketidak-puasan terhadap kehadiran pasukan internasional. NATO telah memperketat prosedur bagi dilancarkannya serangan udara setelah Presiden Afghanistan Hamid Karzai memperingatkan mengenai kemarahan yang meningkat sehubungan dengan bertambahnya korban jiwa sipil, tapi para komandan militer menyatakan sebagian korban tewas dari warga sipil nyaris tak terelakkan dalam setiap konflik. Pasukan asing memiliki waktu terbatas untuk membuat lemah gerilyawan Taliban dan memungkinkan penggelaran tentara guna mengurangi aksi perlawanan sebelum rakyat Afghanistan berpaling menentang kehadiran pasukan internasional dan pendapat masyarakat Barat menuntut pemulangan tentara, kata beberapa pengulas keamanan. "Sejauh ini, kami mengetahui bahwa 12 orang telah tewas oleh pemboman AS," kata Tameem Nooristani, Gubernur Provinsi Nooristan di bagian timur negeri itu. "Mereka hanyalah pekerja pembuatan jalan yang tak bersalah dan miskin." Tentara AS telah diberitahu bahwa seorang komandan Taliban yang ditakuti berada di daeah tersebut, katanya, tapi menyerang sasaran yang keliru. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), pimpinan NATO, menyatakan serangan udara telah dilancarkan terhadap "posisi persembunyian Taliban di daerah itu" Selasa, dan penyelidikan sedang dilakukan guna memastikan apakah ada warga sipil yang telah tewas. "ISAF terlibat di Noor Galam dan Dowa, di tempat itu kami menggunakan serangan udara terhadap Taliban," kata jurubicara ISAF Brigadir Jenderal Carlos Branco pada suatu taklimat. "Situasi tidak jelas sama sekali pada tahap ini, kami sedang melakukan penyelidikan ... tapi untuk sementara tak ada penilaian pasti," katanya. Pentagon, Rabu petang, menyatakan seorang komandan Taliban "telah tewas dalam serangan udara tersebut" dan tempat pembangunan terdekat yang diketahui berada kurang-lebih satu kilometer dari tempat peristiwa itu. "Tak ada pembangunan, kendaraan atau peralatan pembangunan apa pun di dalam lingkungan daerah yang terkena dampak," kata Sekretaris Pers Pentagon Geoff Morrell kepada wartawan. "Kami percaya bahwa Abdullah Jan, komandan Taliban di Nooristan barat, mungkin telah tewas dalam serangan udara itu. Kami, saat ini, menganggapnya sebagai serangan udara yang sah," katanya kepada Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007