Jakarta (ANTARA News) - Tim Uni Eropa (UE) akan memeriksa proses produksi perikanan di tambak yang dibudidayakan petani Indonesia terhadap komoditas yang akan diekspor ke negara-negara anggota UE. Dirjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan, Made L. Nurjana, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa pemeriksanaan tersebut terkait munculnya isu kandungan antibiotik dan bahan kimia pada udang Indonesia yang dipasarkan ke Eropa. "Selama ini pemeriksaan hanya dilakukan pada sektor hilir yakni di pabrik-pabrik pengolahan. Namun, kini untuk yang pertama kalinya mereka memeriksa proses produksi di tambak juga," kata dia di sela-sela pameran produk perikanan, Seafest 2007 di Senayan. Pemeriksaan pada proses produksi perikanan tersebut, tambahnya, mencakup asal benih yang digunakan petambak baik dari negara eksportir maupun produsennya hingga teknik budidaya yang dilakukan petani. Tim Inspeksi Uni Eropa yang berada di Indonesia sejak beberapa hari lalu hingga 29 November 2007 itu melakukan pemeriksaan pada tambak-tambak udang di kawasan Kabupaten Tuban Jawa Timur untuk memantau residu bahan kimia ataupun obat-obatan antibiotik serta teknologi budidaya yang digunakan. "Mereka ingin mendapatkan kepastian jangan sampai produksi yang dikirim ke negara tersebut tidak aman dikonsumsi masyarakat," katanya. Made mengatakan, selama ini para petambak di tanah air, khususnya untuk tambak jenis semi intensif pada umumnya telah menerapkan Praktek Budidaya yang Baik atau Good Aquaculture Practices (GAP) seperti yang dipersyaratkan negara importir. Menyinggung pasar produk perikanan Indonesia di Eropa, dia mengatakan, kawasan tersebut sangat penting bagi pemasaran Indonesia karena dari total ekspor hasil perikanan nasional senilai 2,2 miliar dolar AS sekitar 30 persen masuk ke Eropa yang mana komoditas udang masih mendominasi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007