Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, mengungkapkan, tekanan utama inflasi Desember 2007 adalah kenaikan harga gas rumah tangga (RT), sementara kenaikan harga BBM industri baru akan terasa dampaknya setelah 2007. "Untuk Desember, ada dua hal yang perlu diamati, yaitu `demand pull inflation` (inflasi karena kenaikan permintaan) karena ada tiga hari besar yang terjadi berurutan, dan `cost push inflation` (inflasi karena harga), karena adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) industri dan kenaikan harga gas rumah tangga," kata Rusman di Jakarta, Senin. Dijelaskannya, untuk tiga hari besar tersebut, pemerintah telah mengantisipasi dengan menjaga pasokan, sedangkan dampak kenaikan harga BBM industri diperkirakan baru berdampak pada Januari atau Februari 2008 "Pemerintah dan DPR sepakat inflasi 2007 berada pada kisaran 6-6,5 persen. Kalau Desember terjadi inflasi satu persen, masih secara kumulatif masih berada di antara 6-6,5 persen. Tapi kalau di atas satu persen maka inflasi akan berada di atas 6,5 persen," ujarnya. Menurut catatan BPS, inflasi pada Desember 2006 sebesar 1,2 persen. Sedangkan pada November 2007, BPS mencatat terjadinya inflasi sebesar 0,18 persen, dengan inflasi tahun berjalan (Januari-November 2007) 5,43 persen dan inflasi year on year (November 2007 terhadap November 2006) sebesar 6,71 persen Rusman mengatakan, inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok sandang. "Kelompok sandang naik karena ada perubahan perilaku rumah tangga yang belanja pakaian menjadi setelah lebaran, bukan lagi sebelum lebaran," katanya Ditambahkannya, hampir seluruh barang yang merupakan langganan lebaran mengalami penurunan harga. "Beras termurah cuma naik 0,09 persen dan beras umum naik 0,16 persen. Sedangkan daging ayam ras turun 13,56 persen, daging sapi turun 17,23 persen, minyak tanah turun 7,45 persen," katanya. Meskipun demikian, katanya, ada beberapa produk yang mengalami kenaikan, yaitu minyak goreng naik tipis 0,73 persen, tepung terigu naik 4,03 persen "Ada pula yang harganya tergantung pada musim, yaitu cabe rawit naik 11,37 persen dan cabe merah naik 18,64 persen," katanya. Hal itu, jelasnya, dikarenakan lebih cepatnya musim hujan sehingga tidak memberi kesempatan untuk beri pasokan yang cukup pada kedua produk tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007