Jakarta (ANTARA) - Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta Prof. K.H. Ahmad Syafii Mufid mengajak umat Islam di Indonesia menjadikan bulan puasa sebagai momentum untuk membangun kembali persaudaraan dan perdamaian usai Pemilu 2019.

Menurut dia, hajatan politik nasional tahun 2019 tidak hanya menyita perhatian publik, tetapi juga menyebabkan ketegangan dan keterbelahan masyarakat. Masyarakat menjadi gampang mengumbar emosi, kebencian, makian, dan permusuhan.

"Memasuki bulan suci Ramadhan kondisi tersebut semestinya disudahi. Bulan Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus, melainkan juga menahan diri dari emosi, kebencian, dan perpecahan," ujar Syafii di Jakarta, Selasa.

Syafii mengajak semua pihak mempererat lagi tali silaturahim.

Ia merasa prihatin bila ada sebagian masyarakat yang berpikir untuk diri sendiri dan kelompoknya dengan menafikan orang lain.

"Boleh berkontestasi atau bermusabaqah. Namun, bermusabaqahlah atau berkontestasilah secara jujur, adil dengan menggunakan pikiran, hati dan perasaan secara baik, utuh, manusiawi dan berkhlakul karimah," ujarnya.

Syafii mengatakan bahwa bulan puasa merupakan waktu yang tepat untuk introspeksi, sebagai sarana untuk penyucian jiwa maupun penyucian pikiran sehingga lebih sehat dan bertanggung jawab.

Mantan Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta ini menyarankan agar umat Islam pada bulan suci ini memperbanyak membaca Quran.

"Dengan merenungkan dan memaknai Alquran mudah-mudahan bisa menjadi petunjuk mengenai apa yang harus kita lakukan dalam kondisi bangsa semacam ini. Karena hidup ini adalah sebuah ujian untuk kita agar bisa beramal dan berbuat yang baik untuk negara dan bangsa ini," ujarnya. ***2***

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019