Mataram (ANTARA) - Partai Golkar mengklaim Provinsi Nusa Tenggara Barat masih menjadi lumbung suara bagi partai berlambang pohon beringin tersebut pada pemilu 2019.

Sekretaris DPD Partai Golkar NTB Hj Baiq Isvie Rupaedah di Mataram, Rabu, mengakui bahwa NTB hingga saat ini masih sebagai lumbung suara Partai Golkar. Hal ini bisa dilihat dari perkiraan kursi yang akan diraih Partai Golkar baik di tingkat provinsi, dan kabupaten/kota.

"InsyaAllah untuk DPRD NTB, Golkar meraih 10 kursi, begitu juga di DPR RI dan DPRD kabupaten/kota Golkar masih merajailah," ujarnya.

Isvie menyebutkan, dari delapan daerah pemilihan (Dapil) tingkat provinsi rata-rata calon legislatif (Caleg) Golkar mampu merebut kursi. Untuk DPRD NTB, Dapil Kota Mataram H Misbach Mulyadi, Dapil Lombok Barat dan Lombok Utara Lalu Ismail dan H Umar Said. Dapil Lombok Tengah Utara H Fuad dan Satriawandi, Dapil Lombok Tengah Selatan Yani, Dapil Lombok Timur Utara Hj Isvie Rupaedah dan Dapil Lombok Timur Selatan H Maud Adam, Dapil Sumbawa dan Sumbawa Barat H Busrah Hasan, dan Dapil Bima, Dompu dan Kota Bima H Hafid.

Sementara itu, di tingkat kabupaten/kota, Partai Golkar rata-rata juga meraih kursi. Seperti di Kota Mataram 10 kursi, Lombok Barat lima kursi, Lombok Timur lima kursi, Lombok Tengah sembilan atau 10 kursi, Kota Bima tiga kursi, Kabupaten Bima delapan kursi, Dompu tiga kursi, Sumbawa tiga kursi, Sumbawa Barat satu kursi dan Lombok Utara empat kursi.

"Jadi di empat kabupaten/kota, Golkar menjadi Ketua DPRD, seperti Mataram, Lombok Tengah, Kabupaten Bima, dan Kota Bima. Sedangkan, Lombok Timur, Lombok Barat dan Lombok Barat jadi Wakil Ketua I, dan Lombok Utara jadi Wakil Ketua II," jelas Ketua DPRD NTB itu.

Menurut Isvie, meski di beberapa tempat terjadi persoalan saat proses rekapitulasi penghitungan suara. Namun, sejauh ini, pihaknya optimis perolehan suara dan kursi Partai Golkar tidak akan berubah.

"Sejauh ini tidak ada 'problem' semua baik-baik saja. Kalaupun ada gesekan seperti di Bima hanya di internal saja. Biasalah itu," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019