Osaka (ANTARA News) - Upaya promosi Indonesia untuk menarik minat investasi Jepang terus digalakkan, kali ini dengan menggelar acara serupa di Osaka, kota bisnis terbesar kedua di Jepang setelah Tokyo, dengan mendapat respon yang cukup hangat dan fair. Kegiatan temu bisnis yang berlangsung di Hotel Hyatt regency, Osaka, Jumat, difasilitasi oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Osaka, dan mendapat sambutan yang hangat karena melibatkan para pengusaha Jepang untuk berbagi cerita mengenai pengalamannya selama menjalankan usahanya di Indonesia. Acara bertema "Seeking For New Opportunities Under The Implementation of Indonesian New Laws on Investment and Special Economic Zone" itu menampilkan pimpinan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta pengelola zone ekonomi khusus Batam. Dalam sambutannya, Konsul Jenderal RI di Osaka, Pitono Purnomo mengatakan, temu bisnis komprehensif kali ini bertujuan memperkenalkan UU Penanaman Modal yang baru (berlaku pertengahan tahun 2007) serta sejumlah kebijakan lainnya seperti insentif lain yang memudahkan kegiatan investasi. "Keberadaan UU Penanaman Modal dan adanya perjanjian kerjasama Economic Partnership Agreement atau EPA antara Jepang dan Indonesia akan lebih bermakna dengan masuknya investasi Jepang," ujarnya Suasana di Osaka berbeda dengan yang terjadi di Tokyo pada 30 November lalu yang terkesan dingin, karena sedikitnya respon dari pengusaha yang hadir. Meski saat itu Ketua BKPM Muhammad Lutfi dengan berapi-api memberikan jaminannya akan keamanan investasi di Indonesia dan juga seriusnya upaya pemerintah memberantas korupsi. Di Osaka, penampilan Kazunori Ueda dari PT Patlite Indonesia yang beroperasi di pulau Batam, justru menjadi kunci temu bisnis tersebut. Ia secara gamblang mengemukakan kisah suksesnya berinvestasi dan berusaha di Indonesia, Padahal Ketua BKPM sudah membawa pimpinan PT Yamaha Motor Manufacture Indonesia, Yoshite Takahashi, dan General Manager Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ cabang Jakarta, Takashi Muraoka, untuk berbagi cerita di hadapan 500 pebisnis di Tokyo. Sementara Ueda, dengan bercerita apa adanya justru mendapat simpati dari 170 pengusaha yang hadir saat menceritakan pengalamannya dan juga di sesi tanya jawab. Ia mengakui masih melihat sejumlah kelemahan dalam iklim investasi di Batam, namun juga menceritakan kegigihannya dalam menyelesaikan hambatan tersebut. "Saya menghargai upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah di Batam, seperti danya UU penanamam modal yang baru dan juga insentif lainnya," kata Ueda lagi. Banyaknya pertanyaan yang diajukan, membuat Konsul Ekonomi Ibnu Wahyutomo, yang menjadi moderator terpaksa menambah waktu untuk sesi tanya jawab itu agar jelas. Setelah turun dari panggung, Ueda masih juga dikeliling enam hingga 10 pengusaha untuk bertanya. Ia menjawab semua pertanyaan dengan lugas bahkan mengimbau rekan bisnisnya jangan ragu untuk datang ke Indonesia. Sementara itu, Hajime Kinoshita, Ketua Japan-Indonesia Business Association in Kansai, dalam perbincangannya dengan Konjen Pitono Purnomo menyampaikan banyaknya berita yang kurang mengenakkan mengenai iklim investasi bisnis di Indonesia sehingga membuat pengusaha Jepang bersikap wait and see (menunggu dan melihat perkembangan). "Jika ada promosi investasi yang rutin dilakukan, maka rekan-rekannya pengusaha Jepang akan semakin tertarik untuk menanam modalnya di Indonesia," ujar Kinoshita. Sebelumnya, salah seorang petinggi Nippon Keidanren urusan kerjasama ekonomi internasional, Koh Nakajima menilai, promosi investasi yang dilakukan BKPM di Tokyo sebetulnya tidaklah cukup untuk meyakinkan pebisnis Jepang. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007