Lisabon (ANTARA News) - Pemimpin Libya, Muamar Kadhafi, pada Jumat mendesak negara-negara besar Eropa membayar kompensasi kepada AFrika atas pemerintahan kolonial mereka dan menyatakan, masalah itu akan menjadi salah satu topik utama pertemuan puncak antara Uni Eropa (EU) dan Afrika pada akhir pekan ini. "Kekuatan kolonial harus memberikan kompensasi kepada rakyat yang mereka jajah dan yang kekayaannya mereka jarah," kata Kadhafi dalam pidato di Universitas Lisabon menjelang pertemuan puncak tersebut. "Ini akan menjadi salah satu masalah utama pertemuan puncak itu -- kompensasi masa penjajahan," ujarnya. Selama pidatonya itu, Kadhafi mengatakan, bisa dipahami bahwa rakyat yang merasa tidak berdaya di depan negara-negara adikuasa Barat akan beralih ke jalan terorisme. "Negara adikuasa telah melanggar legitimasi internasional, hukum internasional dan PBB serta undang-undang di luar kerangka kerja ini, dan karenanya wajar jika kaum lemah beralih ke jalan terorisme," katanya. "Hari ini, setiap orang takut. Setelah Perang Dunia II dan pembentukan PBB, kita berpikir bahwa kita akan hidup dalam kedamaian, namun harapan yang kita tumpukan pada PBB telah lenyap," katanya. Pemimpin Libya tersebut, yang berkuasa di negara kaya minyak Afrika utara itu sejak 1969, menggarisbawahi sebuah visi yang menempatkan PBB sebagai "parlemen global" dan mengatakan, kekuasaan berada di tangan seluruh negara anggotanya. "Kita seharusnya menempatkan kekuasaan di tangan Majelis Umum, bukan di Dewan Keamanan yang hanya mewakili kelompok elit," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007