Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 150 Ormas Kepemudaan yang tergabung dalam Barisan Pemuda Anti Kemiskinan, akan mengeluarkan deklarasi bersama untuk mengatasi kemiskinan, pada Sabtu (15/12) mendatang. Ketua Badan Komunikasi Pemuda Koperasi, Adjie Gutomo di Jakarta, Rabu, mengatakan, aksi tersebut merupakan wujud kepedulian terhadap kondisi yang terjadi di negara ini. Kemiskinan yang semakin bertambah menjadi satu tantangan bagi para Ormas Pemuda untuk ikut terlibat mengatasinya. Banyak Ormas yang mempunyai cabang hingga ke tingkat ranting, namun ternyata kontribusi mereka untuk mengatasi kemiskinan masih minim. BKPK yang menjadi penggagas acara tersebut, melihat banyak Ormas masih terjebak dalam kehidupan politik yang ujung-ujungnya ke kekuasaan, sementara persoalan kemiskinan seolah-olah dilupakan. "Mereka biasanya lebih tertarik soal Pilkada, namun bagaimana menggerakan ekonomi di wilayahnya tidak tertarik," katanya menegaskan. Para pemuda ini seolah tidak ingin memajukan potensi wilayahnya, karena mereka lebih tertarik untuk menjadi PNS. Padahal, potensi Ormas tersebut cukup besar, dengan jaringannya yang hingga mencapai kelurahan. Potensi yang demikian besar ini, katanya, harus dimaksimalkan, setidaknya setiap Ormas Kepemudaan sejak saat ini sudah memikirkan bagaimana menggerakan perekonomian di wilayah terbawahnya, seperti dengan mendirikan koperasi atau BMT. Mengenai deklarasi yang akan disampaikan para Ormas Kepemudaan itu, pihaknya juga akan mengimbau, agar pemerintah bisa memberi dukungan terhadap potensi para pemuda tersebut. "Sekarang ini begitu banyak dana bergulir dari APBN, dan itu bisa dimanfaatkan untuk menggerakan perekonomian di wilayah terbawah dengan dukungan Ormas Kepemudaan," katanya. Dengan aksi itu, diharapkan para pemuda bisa menjadi pelopor untuk membentuk kelompok-kelompok ekonomi yang nantinya menjadi cikal bakal koperasi. "Diharapkan, dari deklarasi itu akan muncul gerakan moral bersama yaitu satu orang mampu menarik satu orang miskin," katanya menambahkan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007