Manado (ANTARA News) - Nilai kapitalisasi pasar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berstatus perusahaan terbuka (sahamnya tercatat di bursa) mencapai Rp654,36 triliun atau 35,36 persen dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ) per 26 Oktober 2007. "Kapitalisasi tersebut dari 12 BUMN terbuka dan dua perusahaan dengan kepemilikan minoritas oleh negara," kata Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Negara BUMN, Herman Hidayat, pada sosialisasi kebijakan Kementerian Negara BUMN di Manado, Kamis. BUMN tersebut diantaranya PT Telkom Persero Tbk Rp239,90 triliun atau market capital 12,96 persen, Bank BRI Rp92,66 triliun atau 5,01 persen dan 12 BUMN lainnya Rp321,8 triliun atau 17,39 persen, ujar Herman. Sementara data keuangan pokok BUMN tahun 2007 (data RKAP) terdiri total aset Rp807,02 triliun, total kewajiban Rp410,51 triliun, total pendapatan Rp652,59 triliun, laba setelah pajak Rp37,76 triliun dan capex atau investasi Rp150 triliun. Untuk kontribusi BUMN lima tahun terakhir, yakni tahun 2002 Rp41 triliun, tahun 2003 Rp47,6 triliun, tahun 2004 Rp52,30 triliun, tahun 2005 Rp56 triliun dan tahun 2006 Rp68,80 triliun. Jumlah BUMN tahun 2007 ini sebanyak 139 buah, terdiri atas 14 Perum, 111 Persero, 14 Persero Tbk, dari jumlah tersebut jumlah sektor BUMN 35 buah dan Kepemilikan minoritas 21 buah. "BUMN yang bertambah tahun ini, Perum LKBN Antara, BUMN Persero Tbk yang terdiri PT Jasa Marga Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk, sedangkan likuidasi dilakukan terhadap PT Industri Soda Indonesia,"kata Herman. Dr Agus Tony Poputra, SE,Ak,MM,MA, pengamat BUMN di Sulut, dalam pemaparan materi "BUMN Indonesia di Persimpangan Jalan", mengungkapkan kinerja BUMN di Indonesia saat ini secara umum masih lemah merupakan fenomena di negara berkembang. Alasan kinerja lemah, kata Poputra, bukan karena BUMN milik negara melainkan diberikan banyak hak istimewa yang meninabobokan dan mencegah iklim persaingan sehat , serta terlalu banyak tugas pemerintah yang dibebankan ke BUMN. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007