Medan (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak semua pihak berpartisipasi dalam memperkuat budaya bangsa yang diarahkan untuk menjadikan Indonesia bangsa yang terhormat. "Seiring dengan menguatnya arus globalisasi, ketahanan budaya harus diperkuat. Melalui ketahanan budaya yang kuat kita akan mampu menumbuhsuburkan internalisasi berbagai nilai lokal yang positif untuk mendorong kemajuan bangsa," kata Presiden saat mengunjungi Istana Maimoon Medan, Rabu. Menurut Presiden yang berbicara di hadapan ribuan masyarakat Medan, ada nilai-nilai dari luar yang harus ditolak karena tidak sesuai budaya Indonesia tetapi ada pula yang positif seperti teknologi dan praktek-praktek demokrasi yang baik. "Oleh karena itu, pengembangan kebudayaan harus dibangun pada tujuan yang universal untuk mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa kita. Kita ingin menjadi bangsa yang terhormat, bermartabat dan beradab," katanya. Menurut Presiden, keindahan Istana Maimoon dan nilai- nilai luhur adat istiadat Melayu yang terpancar darinya perlu terus dilestarikan. "Saya minta kerabat Kesultanan Deli beserta pemerintah daerah untuk lebih mengemas potensi budayanya. Gali potensi wisata ini dengan kreatif dan penuh inovasi. Istana Maimoon bisa menjadi salah satu ikon dan tujuan wisata di kota Medan," katanya. Anggota Wantimpres TB Silalahi yang baru mendapat gelar adat Datuk Panglima Payung Negeri dari Kesultanan Deli mengatakan dirinya telah mengundang sejumlah investor dari dalam dan luar negeri untuk merenovasi dan mengembalikan kejayaan Istana Maimoon serta warisan budayanya. Menurut Silalahi, benda-benda pusaka di Istana Maimoon jumlahnya sangat sedikit sekali, sehingga perlu kerja keras untuk melacak dan mengumpulkannya sebelum Presiden datang. "Perlu kerja keras untuk membenahi benda-benda pusaka ini. Banyak yang sudah diambil, dibajak atau dicuri.Kerusakan Kesultanan Deli termasuk yang paling parah," katanya. Menurut Silalahi, renovasi Istana Maimoon membutuhkan biaya cukup besar. Namun sudah ada kerjasama dengan pemilik Hotel Shangrila yang akan membangun hotel di belakang istana yang didirikan tahun 1888 itu. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007