Jakarta (ANTARA News) - Warga kota Jakarta terutama yang bermukim di pesisir dan juga dari beberapa pesisir lainnya perlu mewaspadai kemungkinan terjadi air pasang yang diperkirakan terjadi pada tanggal 22-26 Desember 2007. Menurut Pakar Astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Dr Thomas Djamaluddin yang dihubungi di Bandung, Rabu, pada tanggal tersebut bulan dan bumi berada pada jarak paling dekat yakni 362.900km sementara rata-rata jaraknya 384.000km. "Pasang maksimum ini bisa terjadi pada malam atau siang hari. Purnama terjadi pada 24 Desember," katanya. Sementara itu, matahari dan bumi juga berada pada jarak terdekat yakni 147,1 juta km yang meski tidak berada dalam satu garis lurus namun memberi efek maksimum terhadap pasang yang terjadi. Menurut dia, posisi matahari-bumi-bulan kali ini memberi efek pasang lebih besar daripada bulan lalu, di mana kala itu terjadi pasang maksimum yang membuat wilayah utara Jakarta digenangi banjir, meski kondisi cuaca cerah. "Hanya saja perlu diingat lagi, bulan lalu masih ada beberapa faktor lagi yang membuat banjir seperti siklon dan alun," katanya. Sementara itu, Pakar Meteorologi dari BPPT Dr Edvin Aldrian mengatakan, pada akhir Desember tampaknya belum ada tanda-tanda kemunculan siklon yang bisa memperparah pasang maksimum. "Seruwak dingin (cold surge) atau angin kencang dari Siberia yang masuk ke China Selatan dan memunculkan alun (swell) yang membuat gelombang masuk ke pesisir Jakarta seperti bulan lalu juga tidak ada. Jadi saya kira tak separah bulan lalu," kata Edvin. Namun demikian, ujar Djamal, pasang maksimum akibat posisi bulan dan matahari kali ini bisa diperkuat oleh hujan yang terjadi di daratan. "Kalau air hujan di darat tak bisa mengalir ke lautan yang terjadi banjir juga. Soal ini memang dipengaruhi banyak faktor," katanya. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007