Havana (ANTARA News) - Presiden Kuba Fidel Castro, yang pulih dari sakitnya, dan Presiden Venezuela Hugo Chavez mengadakan pertemuan "yang emosional" guna membahas integrasi regional dan urusan internasional, demikian pengumuman di ibukota Kuba, Havana, Jumat. Pertemuan dua setengah jam tersebut Kamis adalah "ungkapan persahabatan mendalam yang menyatukan pemimpin dan rakyat kita", demikian antara lain isi pernyataan resmi yang disiarkan di harian Granma dan Juventud Rebelde. Chavez berada di Kuba untuk pertemuan tingkat tinggi Petrocaribe, gagasan yang dicptakan oleh Venezuela guna menyediakan minyak bagi negara yang bertetangga di Karibia dengan harga pilihan. Ia membuka pertemuan puncak tersebut Jumat bersama dengan penjabat Presiden Kuba Raul Castro, adik Fidel, di kota Cienfuegos di bagian tenggara negeri tersebut, tempat pemimpin Venezuela itu juga akan meresmikan satu kilang yang akan dioperasikan oleh kedua negara tersebut. Castro memuji anak didiknya dalam surat ke media selama pertemuan puncak itu. "Anda telah bersikap brilian, bukan hanya kata-kata awal anda tapi juga selama pertemuan," tulis tokoh komunis berusia 81 tahun tersebut. Ia merujuk kepada pidato Chavez dalam pertemuan puncak itu. "Saya mengucapkan selamat kepada anda atas kesungguhan dan dalamnya ucapan anda. Anda berbicara dengan jelas, tepat dan padat." Dalam pertemuan Kamis, kedua pemimpin tersebut membahas pertemuan puncak itu, urusan integrasi regional dan internasional, katanya seperti dikutip AFP. Itu adalah untuk kesembilan kali Chavez telah mengunjungi Castro sejak pemimpin Kuba tersebut tersisih oleh operasi usus 17 bulan sebelumnya dan "untuk sementara" menyerahkan wewenang kepada adiknya, Raul. Hari Senin, Castro tua memberi isyarat paling kuat bahwa ia mungkin takkan pernah kembali berkuasa, dan mengeluarkan surat kepada rakyat untuk mengatakan ia takkan "mempertahankan kekuasaan" atau menghalangi bangkitnya generasi pemimpin baru. Chavez telah menjadi salah satu sumber utama informasi mengenai kesehatan Castro, yang beberapa kali tampil di dalam rekaman video di pinggir tempat tidur kawannya untuk memperlihatkan bagaimana pemimpin Kuba itu pulih. Dalam kunjungan terakhirnya ke Kuba pada Oktober, pemimpin sayap-kiri Venezuela tersebut menjadi tuan-rumah tayagan televisi dari kota Santa Clara dan berbicara dengan Castro melalui telefon --untuk pertama kali rakyat Kuba pernah mendengar suara Castro secara langsung sejak ia jatuh sakit. Castro tak tampil di hadapan umum sejak operasinya Juli 2006, tapi ia telah membuat kehadirannya terasa melalui serangkaian esai yang mengomentari banyak masalah dunia, yang disiarkan di berbagai surat kabar resmi. Ia telah menemukan dalam diri Chavez sekutu yang kuat di Amerika Latin yang telah mengambil-alih perannya sebagai pengeritik paling keras terhadap Amerika Serikat. Setelah pertemuan puncak Petrocaribe, Chavez dijadwalkan mengunjungi makam tokoh kemerdekaan Kuba Jose Marti dan barak Moncada, lamgbang revolusi Kuba di kota Santiago de Cuba di bagian tenggara negeri itu. Venezuela, yang kaya akan minyak, adalah mitra dagang utama Kuba dan mengirim 92.000 barel minyak per hari ke pulau Karibia tersebut. Chavez memberi dorongan kepada pemerintah Raul Castro pada Oktober, ketika ia mengumumkan proyek minyak, perhubungan dan wisata bernilai jutaan dolar AS. Statusnya sebagai pemimpin utama sayap-kiri Amerika Latin memperoleh dorongannya sendiri pekan ini, ketika kelompok pemberontak Marksis di Kolombia --FARC-- menyatakan akan menyerahkan tiga sandera kepada dia atau "siapa saja yang layak". Pengumuman yang dirayakan luas tersebut dipandang sebagai kudeta bagi Chavez tapi sejenis penghinaan terhadap Bogota, yang bulan lalu mengakhiri keikut-sertaan Presiden Venezuela itu dalam upaya membebaskan sebanyak 45 sandera FARC. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007