Jakarta (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta mengirimkan tim untuk melakukan investigasi dan upaya pencegahan penyebaran virus flu burung di tempat tinggal DFS (24), korban meninggal akibat flu burung, di Kelurahan Kalideres, Jakarta Barat. "Dinkes akan melakukan investigasi ke lokasi untuk pencegahan penularan lebih lanjut," kata Hubungan Masyarakat (Humas) Dinkes DKI Jakarta, Tini Suryanti, kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu. Ia menjelaskan, dengan meninggalnya DFS, perempuan warga Kelurahan Kalideres, maka sejak 2005 di Jakarta telah ada sembilan warga yang meninggal dengan diagnosa positif terinfeksi virus flu burung. Menurut Tini, DFS pada Minggu (16/12) mulai demam dan berobat ke tempat praktik bidan di dekat rumahnya. Pada Rabu (19/12), DFS kembali berobat dan demamnya tetap tinggi yang kemudian langsung di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng pada pukul 20.55 WIB dengan diagnosa mual, muntah, diare dan demam. Menurut dia, DFS menolak rawat inap dan pulang pada hari yang sama pukul 21.20 WIB. Namun, DSF pada Jumat (21/12) pukul 14.00 WIB kembali datang dan kemudian dirawat. "Pada Sabtu (22/12) kondisinya semakin memburuk dan kemudian masuk instalasi gawat darurat dan pada Minggu (23/12) terdiagnosa "suspect" flu burung. Pada Senin (24/12) pagi, contoh darah pasien dikirim ke Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan (Litbang Depkes). Di hari yang sama, sekira pukul 14.30 WIB, tim dari Litbang Depkes datang untuk mengambil contoh lendir (swap) tenggorokan dan hidung, ungkap Tini. Namun, Tini mengemukakan, pada Selasa (25/12) sekira pukul 02.00 WIB pasien meninggal dan kemudian pada pukul 07.00 WIB pihak rumah sakit mendapat kabar dari Litbang Depkes bahwa DFS positif terpapar virus H5N1 penyebab flu burung. Sebelumnya, informasi dari Posko Flu Burung Departemen Kesehatan di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa DFS yang telah dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung (Avian Influenza/AI), H5N1, oleh Badan Litbangkes dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman itu meninggal dunia pada 25 Desember 2007. Faktor risiko penularan flu burung pada perempuan itu, menurut salah seoramg petugas di Posko Flu Burung tersebut, Joko, hingga saat ini sedang diteliti oleh petugas kesehatan dari DKI Jakarta, Jakarta Barat dan Puskesmas setempat. "Belum jelas apa faktor risikonya, pukul 10.00 WIB pagi ini petugas baru berangkat ke lokasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut," katanya. Meski rencana strategi nasional pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza telah dibuat dan diterapkan, namun hingga kini kasus flu burung pada manusia satu demi satu masih terus muncul di tanah air . Hingga saat ini terdapat 116 kasus flu burung pada manusia di 12 provinsi di Indonesia, dan 94 diantaranya berakibat kematian. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007