Dhaka (ANTARA News) - Pemerintah Bangladesh memperketat pengamanan terhadap dua wanita mantan Perdana Menteri (PM)-nya yang dalam tahanan, menyusul pembunuhan mantan PM Pakistan, Benazir Bhutto, demikian laporan televisi setempat, Jumat. Mantan PM Bangladesh, Sheikh Hasina dan Begum Khaleda Zia, sedang dalam tahanan dan sedang menunggu diadili atas tuduhan korupsi. Televisi itu juga mengatakan, pengamanan ketat juga dilakukan di kawasan diplomatik di ibu kota Bangladesh, Daka, sejak Kamis malam, beberapa saat setelah Benazir Bhutto tewas ditembak di Rawalpindi, Pakistan. Pemerintah Bangladesh juga memperketat pengamanan di 67 tempat penjara di seantero negeri untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Disebutkan, pembunuhan Benazir Bhutto mendorong Pemerintah Bangladesh untuk mengambil langkah guna menghindari serangan serupa, sebagaimana pernah terjadi serangan terhadap mantan PM Sheikh Hasina dalam suatu iring-iringan di Dhaka pada 2004 yang menewaskan 24 orang, namun Hasina selamat. Serangan itu diawali dengan beberapa ledakan granat, kemudian penembakan terhadap Hasina dan pendukungnya. Harian Itterfaq, Jumat, melaporkan bahwa Deputi Inspektur Jenderal Urusan Penjara, Mayor Jenderal Shamsul Haider Siddiqui, mengatakan bahkan pihaknya telah bertemu dengan kedua mantan PM itu, dan menenangkan hati mereka, agar tidak khawatir dengan pengetatan keamanan tersebut. Menyangkut pengetatan keamanan sekitar tempat 67 penjara itu, Siddiqui mengatakan, sejumlah terpidana orang sangat penting (VIP) atas tuduhan korupsi tersebar di beberapa penjara. "Nah, pengamanan diperketat di tempat-tempat penjara tersebut," katanya, seperti dilaporkan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007