Jakarta (ANTARA News) - Mantan Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Kodradi, yang juga bankir senior, berpesan kepada direksi baru Bank BTN agar dapat mempertahankan prestasi yang telah dicapai, bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan. "Waktu pertama kali ditempatkan saat krisis ekonomi, modal Bank BTN itu hanya Rp90,3 miliar, sekarang ini sudah meningkat menjadi Rp2,1 triliun," kata Kodradi, usai pelantikan direksi baru BTN, di Jakarta, Jumat. Kodradi yang mulai berkarir di BUMN, dengan bergabung pada BUMN Niaga di bawah Departemen Perdagangan pada 1 Oktober 1965, mengatakan tugas direksi baru BTN harus mampu memperkuat struktur modal BTN untuk memperbesar kapasitas pembiayaan di bidang perumahan. Menurut Kodradi yang bergabung dalam BUMN perbankan sejak tahun 1971, diawali dari karir di Bank Exim, Bank Bumi Daya, Bank Mandiri, serta Bank BTN, tugas dari direksi BTN yang baru itu adalah berusaha meyakinkan pemegang saham (pemerintah) agar dapat melaksanakan IPO. Kodradi mengatakan, melalui IPO diharapkan modal Bank BTN dapat ditingkatkan menjadi Rp5 triliun hingga Rp6 triliun, sehingga akan mempermudah dalam menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang ditetapkan setiap lima tahun (2008-2012). Saat ini BTN, lanjut Kodradi, memiliki jaringan kantor cabang mencapai 1.252 di seluruh Indonesia, diantaranya meliputi kantor cabang dan kantor cabang pembantu. Belum termasuk dukungan kantor pos online yang mencapai 1.000 lokasi. Saat pertama kali masuk di BTN, kata dia, jumlah kantor cabang baru 37 kantor, namun kini bertambah menjadi 53 kantor, belum ditambah syariah sebanyak 11 kantor cabang, sehingga seluruhnya 64 kantor cabang. Pihaknya juga berhasil meningkatkan kantor kas menjadi kantor cabang pembantu sebanyak 180 unit, untuk dapat memberikan pelayanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi masyarakat yang akan membeli rumah sederhana maupun nonsederhana. Kodradi mengatakan, kredit yang disalurkan telah melampaui target yang mencapai Rp8,04 triliun, dari target Rp7,9 triliun, bahkan tahun 2008 ditargetkan lebih besar lagi menjadi Rp10,04 triliun. Alokasi kredit di atas dua digit itu, merupakan yang pertama kali disalurkan BTN. Asumsinya, outstanding kredit BTN sekitar Rp22 triliun, seandainya setengahnya mengembalikan ke bank, berarti sudah ada Rp10 triliun lebih yang siap disalurkan lagi, ujar dia. Menurut Direktur Utama BTN yang baru, Iqbal Latanro, sebagai tahap awal pihaknya akan melakukan sosialisasi program BTN ke depan kepada masyarakat luas. Selanjutnya, BTN akan menyiapkan rencana bisnis (business plan) dalam jangka pendek tahun 2008, maupun jangka panjang sampai dengan 2012, agar disetujui pemegang saham (pemerintah).(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007