Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 253 anggota jamaah haji Indonesia dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan ibadah haji di Arab Saudi. "Secara kumulatif per 27 Desember 2007, jumlah yang meninggal dunia 253 orang," kata Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun sebelum menjemput kedatangan jemaah haji Kloter VII asal Banten, di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Sabtu sore. Ia menjelaskan 41 persen (104 orang) anggota jamaah meninggal dunia di pemondokan sedangkan sisanya meninggal dunia di rumah sakit yang ada di Arab Saudi (75 orang), Balai Pengobatan Haji Indonesia atau BPHI (55 orang), bandara, masjid dan saat menjalankan ritual ibadah haji. Penyebab kematian jamaah, menurut Kandun, utamanya adalah penyakit sistem sirkulasi (62 persen) dan penyakit gangguan pernafasan (29,64 persen). "Kematian jamaah utamanya penyakit sirkulasi dan pernafasan karena itu kami merekrut tenaga kesehatan yang memiliki keahlian di bidang BCLS ( Basic Cardiac Life Support-red) dan ACLS (Advance Cardiac Life Support-red)," jelasnya. Ia menambahkan, sebanyak 218 orang atau 86 persen jemaah haji yang meninggal dunia di tanah suci merupakan kelompok yang menurut hasil pemeriksaan kesehatan awal dikategorikan beresiko tinggi terkena gangguan kesehatan. Kandun menjelaskan pula bahwa jumlah kematian jemaah haji tahun ini cenderung lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya,"Tahun 2005 dan 2006, jumlah jemaah haji yang meninggal dunia lebih dari 300 orang," katanya. Sementara jumlah kunjungan berobat jalan jamaah, katanya, secara kumulatif sebanyak 146.139 kunjungan dan jumlah jamaah yang masih dirawat di Arab Saudi sebanyak 149 orang masing-masing 69 orang di BPHI serta 80 orang di Rumah Sakit Arab Saudi. "Tetapi kejadian luar biasa penyakit tidak sampai terjadi pada jamaah," katanya serta menambahkan pihaknya telah berusaha mencegah terjadinya KLB penyakit dengan melakukan vaksinasi dan pembinaan kesehatan rutin kepada jamaah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007