Cilacap (ANTARA News) - Pertamina Unit Pengolahan (UP) IV Cilacap hingga hari ini masih menyelidiki sumber kebocoran dan jenis minyak yang tumpah pada Sabtu dini hari (29/12) di perairan Teluk Penyu Cilacap. "Kami telah memanggil tim teknis untuk meneliti sumber kebocoran termasuk jenis minyak yang tumpah," kata Hupmas Pertamina UP IV Cilacap, Kurdi Susanto pada ANTARA News, Minggu. Menurut dia, tim teknis tersebut saat ini sedang melakukan pertemuan sehingga belum bisa memastikan sumber kebocoran dan jenis minyak yang tumpah itu. Saat ditanya hasil penyelidikan itu dapat diketahui, dia mengatakan, membutuhkan waktu cukup lama sehingga belum bisa diinformasikan secepatnya. "Hal ini sama halnya dengan proses pengadilan karena untuk membuktikan segala sesuatu bisa cepat atau lambat, tergantung data maupun fakta yang ada sehingga kita belum bisa memberi kepastian," kata dia menegaskan. Mengenai tumpahan minyak tersebut, dia mengatakan, pagi ini kondisi pantai sudah bersih dan nelayan sudah pulang. Disinggung tentang hasil pertemuan dengan nelayan pascakebocoran, dia mengatakan, telah ada kesepakatan bagi nelayan yang membantu membersihkan tumpahan minyak akan diberi tali asih. Menurut dia, pada mulanya nelayan yang membantu membersihkan tumpahan minyak minta dihargai sebesar Rp1 juta per perahu namun setelah dilakukan penawaran akhirnya muncul kesepakatan senilai Rp450 ribu. Pada saat penawaran, Pertamina melibatkan Administrator Pelabuhan, Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, Kepolisian, dan Pangkalan TNI AL. "Dalam kesepakatan tersebut pembayaran akan dilakukan pada tanggal 2 Januari 2008, namun saat ini sedang diupayakan agar bisa dibayarkan pada 31 Desember 2007," katanya. Seperti yang diwartakan sebelumnya, nelayan yang turut membantu membersihkan tumpahan minyak di area 70 yang merupakan dermaga milik Pertamina UP IV Cilacap, meminta tumpahan minyak yang berhasil dikumpulkan dinilai sebesar Rp1 juta/perahu. Namun dari hasil pertemuan antara perwakilan nelayan dengan Pertamina, muncul kesepakatan Rp450 ribu/perahu sehingga sempat memicu ketegangan dalam kerumunan nelayan yang menunggu hasil pertemuan di depan gerbang kilang minyak area 70 tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari para nelayan, ketegangan tersebut muncul lantaran dalam kesepakatan awal Pertamina bersedia membayar Rp1 juta/perahu namun akhirnya menjadi Rp450 ribu akibat banyaknya nelayan yang terlibat dalam aksi pembersihan tersebut. Untuk itu mereka minta agar kelompok-kelompok nelayan lainnya ikut dilibatkan dalam pembicaraan tersebut. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007