Bojonegoro (ANTARA News) - Distribusi makanan bagi pengungsi korban luapan banjir Bengawan Solo di Bojonegoro, sejak Minggu pagi (30/12) hingga sore terus dilakukan dengan menggunakan dua helikopter melalui udara. Dua helikopter jenis bell dan bolco milik Basarnas mendistribusikan mie instant dari udara ke berbagai lokasi yang ditempati para pengungsi. "Upaya menolong para pengungsi tetap kita lakukan, tidak benar kalau kita tidak berdaya menghadapi banjir Bengawan Solo," ujar Bupati Bojonegoro, M Santoso kepada ANTARA News di Bojonegoro, Minggu. Distribusi mie instant dilakukan mulai dari wilayah utara di sejumlah desa Kecamatan Trucuk, Kecamatan Malo hingga Kecamatan Kasiman. Disamping itu distribusi dilakukan di berbagai lokasi korban banjir di 117 desa yang tersebar di 14 kecamatan. Sebelum pendistribusian mie dilakukan, Santoso meminta kepada tim Basarnas agar distribusi bahan makanan langsung di lakukan di wilayah yang ada kerumunan pengungsi, tetapi tetap harus dicatat lokasinya agar distribusi bisa merata. Sementara itu di wilayah perkotaan yang hampir seluruhnya tergenang berkisar satu hingga dua meter, tim Basarnas dan marinir terus melakukan evakuasi warga. Menurut Komandan Kepala Basarnas, Laksamana Muda TNI B Karnoyudo, proses evakuasi warga terus dilakukan baik di wilayah pedesaan dan perkotaan. Karena air terus bertambah pihak Basarnas meminta tambahan empat perahu boat dari Surabaya, dari 20 boat yang sudah ada. Proses evakuasi di perkotaan dilakukan diantaranya di Jalan Diponegoro yang kedalamannya mencapai 1,5 meter. Warga yang masih berada di rumah diungsikan di berbagai lokasi ke arah yang belum terendam banjir. Lokasi yang belum terendam banjir seperti di Masjid Jami` dan SMAN 1 Bojonegoro. Sementara itu menurut Kepala PMI Bojonegoro, Ali Syafaat, beberapa pasien Rumah Sakit (RS) Bhayangkara yang sakitnya parah diungsikan ke RS Sosodoro Djatikoesumo, karena air di RS Bhayangkara terus naik. RS Bhayangkara di Jalan Panglima Sudirman lokasinya berada di dekat pintu doorlat atau pintu tanggul lapis kedua yang dipasang warga untuk membendung luapan air Bengawan Solo, yang saat ini jebol. Sementara itu salah seorang warga yang tinggal di Perumda Bojonegoro, Rudi Hidayat mengatakan banyak warga di daerahnya yang kini persedian pangannya menipis. "Kami kesulitan memperoleh bahan makanan," ujar Ketua Panwasda Bojonegoro ini.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007