Kabul (ANTARA News)- Para wakil penting Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afghanistan pada Minggu menyerukan ke pihak berwenang, agar membebaskan seorang karyawan lokal yang ditahan akibat satu pertikaian diplomatik yang menyebabkan dua pejabat asing diusir. Pemerintah Afghanistan pada Kamis (26/12) mengusir dua pejabat Barat --pejabat paling senior kedua Uni Eropa di Afghanistan dan seorang penasehat penting politik di sini-- menuduh mereka mengancam keamanan nasional, demikian laporan AFP. Kabul mengatakan, sejumlah rekan Afghanistan kedua pejabat itu diperiksa oleh pihak berwenang. Wakil PBB untuk Afghanistan, Tom Koenigs, mengatakan bahwa insiden itu adalah satu "kesalahan paham" dan menyerukan pemerintah yang didukung Amerika Serikat (AS) di sana membebaskan seorang konsultan lokal PBB yang ditahan karena punya hubungan dengan para diplomat itu. "Kami pasti cemas bahwa seorang konsultan yang bekerja untuk kami masih ditahan dan kami akan melakukan segala sesuatu untuk membebaskan dia," kata Koenigs, pada hari terakhir misinya di Afghanistan, tanpa merinci lebih jauh mengenai orang yang ditahan itu. Pemerintah Afghanistan mengatakan, kedua pejabat yang diusir itu melakukan kontak dengan gerilyawan Taliban sewaktu mengunjungi provinsi Helmand di selatan, satu pangkalan gerilyawan Taliban. Seorang pejabat mengatakan, Michael Semple asal Irlandia dari Uni Eropa (UE) dan Mervyn Patterson asal Inggris memberikan uang kepada gerilyawan itu. Koenigs membantah tuduhan-tuduhan terhadap pada karyawan Misi PBB untuk Afghanistan (UNAMA) itu sebagai kesalahanpahaman. "Kami di UNAMA tidak melakukan operasi intelijen. Kami tidak punya uang untuk membayar siapapun karena kami tidak memiliki proyek-proyek," katanya. Ia mengemukakan pula, PBB sedang melakukan perundingan dengan pemerintah Presiden Hamid Karzai untuk menyelesaikan pertikaian itu. Koenigs mengatakan, mengharapkan waktu dan koordinasi antara lembaga-lembaga pemerintah akan menyelesaikan tuduhan-tuduhan terhadap kedua pejabat itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007