Jayapura (ANTARA News) - Hujan masih mengguyur Jayapura, ibukota Provinsi Papua, Selasa, menyebabkan masyarakat kota ini tidak dapat bepergian kemana-mana untuk saling memberikan ucapan selamat di berbagai tempat hari pertama tahun baru 2008. Pantauan ANTARA News di Jayapura, menunjukkan kendati hujan mengguyur kota ini namun pada pagi subuh, uamt Islam masih tetap mendatangi berbagai masjid terdekat untuk melaksanakan salat lima waktu dan jemaat Kristiani pun tetap berduyun-duyun mendatangi gereja-gereja untuk beribadah mensyukuri tahun baru 2008. Usai beribadah, umat beragama kembali ke rumah masing-masing dan tetap tinggal di rumah tanpa bepergian kemana-mana untuk memberikan ucapan selamat tahun baru 2008 atau berpikinik ria di berbagai tempat wisata. Pantai Base G yang biasanya dipadati pengunjung pada setiap hari libur, kini sepi tak ada pengunjung apalagi ombak pantai Jayapura cukup tinggi dan menakutkan. "Kami tidak bepergian kemana-mana termasuk juga ke tempat wisata di pantai selain karena hujan juga cuaca di laut tidak bersahabat. Apalagi, pada dini hari tadi terjadi gempa bumi yang mengguncangkan wilayah ini sehingga kami takut ke pantai," kata seorang warga masyarakat Jayapura, Simeon Yoku. Dia mengatakan, pada hari ini pun angkutan umum tidak beroperasi karena semua pengemudi kendaraan berlibur bersama keluarga di rumah mereka dan begitu pula pusat-pusat perbelanjaan pun tidak dibuka. Toko dan kios tertutup karena pemilik dan penjaganya berlibur merayakan Tahun Baru 2008 di rumah masing-masing. Dia mengakui kalau pada hari pertama tahun baru 2008 ini, banyak pula keluarga-keluarga yang memilih tetap tinggal di rumah dan beristirahat setelah sepanjang malam pada moment tutup tahun 2007 dan buka tahun 2008 mereka sudah begadang berpesta ria hingga terbitnya sang surya di ufuk timur. Pantauan di wilayah Abepura dan Kotaraja, masyarakat setempat tidak bepergian kemana-mana. Mereka memilih tetap tinggal di rumah dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kecil di rumah seperti mencuci pakaian, memasak, membersihkan rumah dan sebagainya. Angkutan umum seperti taksi dan angkutan kota pun tidak beroperasi sehingga warga yang hendak berbelanja di pasar umum terpaksa berjalan kaki atau menunggu kendaraan ojek yang tidak banyak beroperasi. Angkutan ojek pun tidak secara lancar melayani penumpang karena lebih banyak menghindari dari hujan yang lebat, walaupun pengemudinya sendiri mengenakan mantel dan penumpang diberikan payung hujan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008