Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor minyak sawit mentah (CPO) selama November 2007 mengalami penurunan drastis sekitar 61 persen dibandingkan Oktober 2007. "Penurunan ekspor CPO terjadi karena panen raya telah terjadi pada September - Oktober dan mungkin juga nanti pada kontrak Desember terjadi hal yang sama," kata Deputi BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Ali Rosidi, di Jakarta, Rabu. Berdasarkan data BPS, ekspor golongan lemak dan minyak hewan atau nabati selama November mencapai nilai 719 juta dolar AS sedangkan ekspor selama Oktober 2007 mencapai 1,849 miliar dolar AS. CPO mencakup 99 persen dari nilai ekspor golongan barang tersebut. Selama Oktober-November 2007, harga CPO mengalami peningkatan cukup tinggi sehingga menyebabkan pemerintah menerapkan Pungutan Ekspor (PE) tinggi yaitu 10 persen untuk menahan ekspor dan memastikan pasokan CPO bagi industri minyak goreng dalam negeri. Meski pun demikian, secara kumulatif (Januari-November) nilai ekspor golongan barang tersebut masih meningkat yaitu dari 5,372 miliar dolar AS pada 2006 menjadi 8,492 miliar dolar AS pada 2007. Ekspor komoditi tersebut juga menyumbang porsi terbesar terhadap total ekspor nonmigas Indonesia yaitu sebesar 10,17 persen. Menurut Ali, penurunan ekspor juga terjadi pada golongan bijih,kerak, dan abu logam serta golongan tembaga, "Kalau kita lihat dari 10 komoditas utama yang diekspor, yang mengalami penurunan hanya 3 itu. Memang CPO yang paling besar penurunannya,"ujarnya. Nilai ekspor golongan bijih,kerak, dan abu logam mengalami penurunan 195,5 juta dolar AS yaitu dari 443,5 juta dolar AS selama Oktober 2007 menjadi 248 juta dolar AS selama November 2007. Nilai ekspor tembaga menurun dari 274,7 juta dolar AS pada OKtober 2007 menjadi 263,7 juta dolar AS pada November 2007. BPS mencatat total nilai ekspor selama Januari-November 2007 mencapai 103,07 miliar dolar AS atau meningkat 13,04 persen dibanding periode yang sama 2006. Nilai ekspor nonmigas selama periode itu mencapai 83,53 miliar dolar AS atau meningkat 16,22 persen. "Kalau dilihat (ekspor hasil) dari industri, sebetulnya dari data yang kita lihat di sini justru mengalami peningkatan yang positif bukan penurunan,"ungkapnya. Peningkatan ekspor terjadi pada tiga sektor yaitu pertanian, industri dan pertambangan yang masing-masing meningkat 15,43 persen, 16,63 persen dan 14,03 persen dibanding periode yang sama tahun 2007. Total nilai ekspor selama November 2007 turun 4,26 persen dibanding Oktober 2007 yaitu dari 10,25 miliar dolar AS menjadi 9,814 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas turun 6,51 persen dari 8,27 miliar dolar AS pada Oktober 2007 menjadi 7,732 miliar dolat AS pada November. Penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada golongan lemak dan minyak hewan/nabati (CPO), sedangkan peningkatan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada golongan karet dan barang karet yaitu dati 504,6 juta dolar AS pada Oktober 2007 menjadi 605,7 juta dolar AS. Ekspor nonmigas Indonesia selama November 2007 terbesar ditujukan ke Amerika Serikat yatiu sebesar 1,02 miliar dolar AS, Jepang 924,1 juta dolar AS dan SIngapura 751,9 juta dolar AS.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008