Banda Aceh (ANTARA News) - Potensi sumber daya alam (SDA) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) masih tetap dilirik investor asing untuk menanamkan modalnya karena kondisi di daerah itu semakin kondusif. "Pada tahun 2008, investasi asing di Aceh diperkirakan akan terus meningkat, karena kondisi keamanan semakin hari semakin membaik," ujar Gubernur Provinsi NAD Irwandi Yusuf di Banda Aceh, Sabtu. Disebutkan, selama tahun 2007 ada puluhan naskah kesepahaman bersama (MoU) bidang investasi antara investor asing dengan Pemerintah Aceh dan Kabupaten/kota yang telah ditandatangani. Namun, ujarnya, tidak semua MoU investasi yang sudah ditandatangani itu terealisasi karena ada pengusaha yang melakukan MoU hanya sekedar untuk menaikkan listing perusahaannya di pasar modal. "Jadi, jangan berharap begitu tandatangan MoU investasi akan ada di Aceh, karena untuk menanamkan modalnya, pengusaha itu harus mencari patner lagi untuk bekerjasama," ujarnya. Tapi, dari sekian MoU yang telah ditandatangani itu ada beberapa kerjasama yang sedang dan akan terlaksana, antara lain perakitan motor China di Kawasan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Ada juga di sektor pertambangan, dua dua investor yang sudah bersedia melakukan eksploitasi biji besi di Kawasan Lhong, Kabupaten Aceh Besar, dan membangun pabrik pengelolaan kelapa, ujarnya. Menyinggung persoalan PT Semen Andalas Indonesia (SAI) Lhoknga, Aceh Besar, ia menyatakan masalah PT SAI merupakan persoalan yang terjadi sejak pertama perusahaan itu dibangun. Pada saat itu, pihak manajemen menjanjikan akan menggunakan tenaga kerja dari warga Lhoknga dan Leupung, Aceh Besar, sebanyak 70 persen, namun tidak pernah ditepati. "Pada waktu itu masyarakat tidak berani protes, tapi sekarang sudah era terbuka, maka warga menuntut agar pihak PT SAI harus menggunakan tenaga kerja dari Lhoknga dan Leupung sebanyak 70 persen," ujarnya. Gubernur menyatakan, permintaan warga tersebut tidak logis karena kalau memang dipenuhi 70 persen maka tidak ada orangnya. Justru hampir 70 persen masyarakat di dua kecamatan itu sudah meninggal terkena tsunami. "Saya berharap malah tenaga kerja yang tertampung di PT SAI itu 90 persen warga Aceh, tapi bukan dari Lhoknga dan Leupung saja. Jadi, harus realistis. Saya menduga persoalan PT SAI sudah dipolitisir," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008