Bandarlampung (ANTARA News)- Lembaga kajian The Indonesian Institute (TII) memperkirakan situasi politik di Indonesia tahun 2008 akan semakin memanas, dan tahun tersebut adalah waktu yang penting bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memaksimalkan kepemimpinannya guna membawa keadaan ke arah yang lebih baik. "Keberhasilan Presiden di tahun 2008 dalam memberikan keadaan yang lebih baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas akan memudahkan baginya untuk menjalin koalisi untuk kembali memenangkan Pilpres 2009," kata Direktur Eksekutif TII, Jeffrie Geovanie, di Jakarta, Minggu. Jeffrie mngemukakan hal itu saat diminta pendapatnya atas situasi politik tahun 2008, khususnya manuver politisi parpol dan kinerja pemerintah menjelang Pemilu 2009. Bila Presiden Yudhoyono tidak mampu membawa keadaan ke arah yang lebih baik, maka apa yang dirasakan Megawati Soekarnoputri menjelang Pemilu 2004, akan terulang kepada SBY, katanya. Menurut Jeffrie, Wapres Jusuf Kalla dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X adalah dua nama yang bisa tiba- tiba menjadi "kuda hitam" dan berpeluang memenangkan Pilpres 2009. Ia juga mengatakan tahun 2008 adalah tahun bekerja keras bagi Partai Golkar, mengingat beberapa survei terakhir nasional menunjukkan Golkar berada di urutan kedua setelah PDIP. Sehubungan itu, untuk menaikkan citra Partai Golkar maka keberhasilan ketua umumnya, yang juga sebagai Wapres, perlu disampaikan semaksimal mungkin kepada masyarakat banyak oleh seluruh jajaran pengurus Partai Golkar. Disamping itu adalah kembali memaksimalkan organisasi Partai Golkar yang memang terbaik di antara partai politik lainnya dalam infrastruktur dan jaringan ketokohan kadernya dari tingkat pusat sampai daerah. "Mengingat pengalaman Pemilu 2004, dimana tidak ada satu partai politik pun yang menjadi bagian dari pemerintah yang berhasil menaikkan perolehan suaranya, maka parpol- parpol yang terafiliasi dengan pemerintah sebaiknya mempertimbangkan ulang strategi kebijakan di level nasional," katanya. JJeffrie mengatakan, bila persepsi publik positif terhadap pemerintahan, tentu parpol seperti Demokrat dan Golkar dengan sendirinya mendapatkan imbalan atau reward dari pemilih pada Pemilu 2009.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008