Jakarta (ANTARA News) - PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) akan meluncurkan produk reksadana saham baru yang berbasis syariah. Presiden Direktur Mandiri Investasi, Abiprayadi Riyanto, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa reksadana yang diberi nama "Reksadana Mandiri Investa Atraktif-Syariah (Mitra Syariah)" direncanakan akan diluncurkan pada 25 Januari 2008. "Peluncuran di awal tahun 2008 ini merupakan momen yang tepat, di mana kinerja Jakarta Islamic Index (JII) secara historis lebih baik dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun LQ45, sehingga produk reksadana syariah mampu menawarkan `return` yang tinggi," katanya. Dia juga mengharapkan bahwa peluncuran "Mitra Syriah" ini dapat menjadi alternatif dari reksadana saham yang kini jadi primadona. "Mitra Syariah" akan dilepas senilai Rp1.000 per unit dengan maksimum pembelian Rp10 juta atau dua persen dari total yang akan ditawarkan sebanyak-banyaknya 500 juta unit. Reksadana tersebut memiliki dana investasi awal senilai Rp10 miliar atau sebanyak 10 juta unit yang berasal dari lima institusi. "Mitra Syariah" ini akan dipasarkan melalui beberapa distributor ABN Amro, Bank Niaga, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, HSBC, dan Mandiri Sekuritas. "Mitra Syariah" memiliki target komposisi portofolio minimum 80 persen dan maksimum 98 persen pada efek syariah bersifat ekuitas dan maksimum 18 persen obligasi dan minimum 2-20 persen pasar uang. Abi juga mengemukakan, Mitra Syariah ini memiliki prospek yang bagus karena produk Reksadana Saham Mandiri Investa Atraktif (Mitra) yang dikelola perseroan pada tahun lalu memberikan "return" 66,43 persen. Dana kelolaan industri reksadana syariah pada 2007 telah mencapai Rp1,9 triliun atau naik 137 persen dari 2006. Return reksadana syariah didominasi oleh return reksadana syariah saham sebesar 62 persen, disusul reksadana campuran syariah 58 persen dan pendapatan tetap 15 persen. Abi menambahkan, pertumbuhan industri reksadana syariah bisa melonjak dan diharapkan dana kelolaannya dapat naik 100 persen pada 2008, sedangkan total aset kelolaan hingga saat ini mencapai Rp3,5 triliun. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008