Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Boediono, mengatakan bahwa keputusan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan tingkat bunga acuan BI (BI Rate) tidak akan mengganggu pencapaian berbagai target ekonomi 2008. "Saya rasa itu tidak akan mengganggu target-target kita untuk mencapai berbagai target seperti pertumbuhan ekonomi dan sebagainya," katanya di Jakarta, Selasa. Menurut Boediono, pemerintah mendukung keputusan BI, karena tentunya keputusan itu sudah didasarkan kepada pertimbangan yang matang. Ia menilai, keputusan BI mempertahankan BI Rate tetap 8,0 persen mencerminkan kehati-hatian otoritas moneter itu. "Saya kira tanyakan kepada BI alasannya, tapi intinya ini adalah soal kehati-hatian," katanya. Mengenai upaya pemerintah mendongkrak pertumbuhan investasi yang pada 2007 masih di bawah 10 persen padahal targetnya 12 persen, Boediono mengatakan, suku bunga hanya merupakan salah satu pendukung pertumbuhan investasi. "Pendorong investasi bisa macam-macam dan salah satunya suku bunga, tapi sebenarnya kalau perusahaannya sudah gede bisa akses keluar negeri," katanya. Menurut dia, suku bunga dalam negeri sebenarnya tidak terlalu masalah pada saat ini. Untuk perusahaan yang tak punya akses keluar negeri memang jadi pertimbangan. Menurut Boediono, faktor utama yang mendorong pertumbuhan investasi sebenarnya adalah iklim investasi. "Iklim investasi ini yang akan menentukan berapa return atau imbalan yang bisa diharapkan dari meminjam untuk biaya investasi. Ini kan nanti dibandingkan, kalau iklim bagus dan return bagus saya kira pasti kita akan capai target investasi," katanya. APBN 2008 menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen, inflasi 6,0 persen, dan tingkat bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar 7,5 persen. Mengenai pengamanan pangan, Boediono mengatakan, pemerintah akan "all out" mengatasi masalah terkait dengan penyediaan beras dan kebutuhan pokok lainnya. "Kita upayakan dengan cara apapun untuk mengamankan pasokan dan harga agar terjangkau masyarakat, termasuk impor jika diperlukan," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008