Islamabad (ANTARA News) - Tentara Pakistan menewaskan lebih dari 50 Taliban garis keras saat menghalau serangan terhadap suatu markas militer di wilayah perbatasan Afghanistan, kata pihak keamanan, Sabtu. Pertempuran itu berkobar sejak Rabu malam hingga Kamis, di dekat kota Ladha, wilayah persukuan di Waziristan Selatan. Ribuan tentara Pakistan diterjunkan di wilayah itu untuk memerangi Al-Qaeda dan Taliban. "Lebih dari 50 Taliban tewas dalam serangan itu dan beberapa lainnya terluka," kata seorang pejabat tinggi keamanan, yang minta namanya tidak ditulis, kepada AFP. Juru bicara militer, Mayor Jenderal Waheed Arshad, kepada AFP mengemukakan bahwa kelompok garis keras itu mengalami "banyak korban dalam pertempuran itu", Namun, Arshad belum memiliki angka resmi jumlah Taliban yang tewas. Pertempuran itu terjadi beberapa jam setelah ribuan milisi dari berbagai suku berkumpul di Wana, kota terbesar di Waziristan Selatan. Merek berkumpul untuk memburu pembunuh para anggota komisi perdamaian. Suku-suku itu menuding Baitullah Mehsud sebagai tokoh di balik pembunuhan yang terjadi pekan lalu itu. Mehsud adalah panglima utama Taliban dan pemerintah Pakistan juga menuduh dia sebagai otak pembunuhan tokoh oposisi, Benazir Bhutto. Sumber-sumber milter mengatakan para pelaku serangan ke markas militer tersebut sebagian besar adalah pengikut Mehsud. Belum ada komentar dari sumber-sumber Taliban setempat. Pakistan telah menerjunkan lebih dari 90 ribu tentaranya ke wilayah persukuan untuk memerangi kelompok garis keras yang kabur setelah Amerika Serikat menyerbu Afghanistan pada 2001. Kpala Staf Gabungan AS, Laksamana Michael Mullen, mengatakan, Jumat, kawasan persukuan di Pakistan telah menjadi sarang persembunyian Al Qaeda dan hal itu "sangat mengkhwatirkan". Mullen mengatakan sarang persembunyian itu "punya dampak yang berarti" terhadap keamanan, bukan saja di perbatasan Afghanistan namun juga di Pakistan. Koran New York Times pekan lalu melaporkan bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk memberi wewenang kepada Pentagon dan CIA supaya melakukan tindakan rahasia di wilayah tersebut. Pentagon adalah markas angkatan bersenjata AS dan CIA adalah dinas rahasia negara tersebut. Presiden Pervez Musharraf mengingatkan bahwa jika AS melakukan penyusupan secara diam-diam ke Pakistan, hal itu akan dianggap suatu invasi. "Tidak satupun boleh masuk ke sini (Pakistan) kecuali kami undang. Dan kami belum mengundang mereka," kata Musharraf dalam wawancara dengan koran terbitan Singapura, Straits Times. Mullen mengatakan bahwa Laksamana William Fallon, panglima Central Command (pasukan AS di wilayah Timur Tengah, Afrika Timur dan Asia Tengah) telah membicarakan hal itu dengan Jenderal Azhfaq Parvez Kayani, panglima angkatan bersenjata Pakistan. (*)

Copyright © ANTARA 2008