Tanjungpinang (ANTARA News) - Lantamal IV Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berhasil mencegah 17 calon TKI tidak resmi yang akan diberangkatkan dari pelabuhan tikus Tanjung Berakit, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri ke Malaysia, Jumat malam (11/1). Perwira bantuan (Paban) Penerangan Lantamal IV, Mayor Laut (KH) Ainur Rafiq, Minggu mengatakan, satu dari 17 calon TKI tersebut adalah wanita asal Lamongan, Jawa Timur yang sudah berulang kali masuk ke Malaysia melalui jalur tidak resmi. Sedangkan 16 TKI lainnya berasal dari Lombok yang telah membayar sebesar Rp2 juta kepada tekong TKI di Lombok yang memiliki hubungan dengan tekong TKI di Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepri. Meski sudah membayar, mereka (TKI) tidak dibekali paspor dan dokumen tenaga kerja lainnya oleh pengurusnya. "Mereka akan dipekerjakan sebagai buruh di Malaysia," ungkap Ainur di Tanjungpinang, Calon TKI tersebut ditangkap bersama tekong, Syamsul Bahari. Mereka ditangkap di dekat pelabuhan Tanjung Berakit dengan mengendarai mobil berwarna merah. Sedangkan dua tekong lainnya, Sahid dan Juki, melarikan diri saat dilakukan penyergapan. Keduanya dalam pengejaran aparat TNI AL. "Kami akan serahkan mereka (tekong dan para TKI) kepada pihak kepolisian," ujarnya. Syamsul mengaku baru sekali memasukkan calon tidak resmi melalui pelabuhan Tanjung Berakit. "Saya baru sekali melakukan hal ini. Saya dibayar Sahid dan Juki," katanya. Sebanyak 10 TKI diurus Sahid sedangkan tujuh lainnya milik Juki. Ia mengaku mendapat upah sebesar Rp500 ribu per TKI jika berhasil memasukkannya ke Malaysia melalui pantai Desaru, Johor Baru Malaysia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008