Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah merek alat berat terkemuka dari Eropa dan China membidik pasar Indonesia yang terus meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur, pertambangan, dan industri agro. Sejumlah merek dari Uni Eropa khususnya Jerman dan China tersebut masuk ke Indonesia melalui PT Gaya Motor (GM) Tractors yang secara serius menggarap pasar alat berat di Indonesia dengan menanamkan investasi senilai Rp30 miliar. Presdir GM Tractors, Tjandi Moeljono, di Jakarta, Jumat, mengatakan para pemegang merek (prinsipal) alat berat asing tersebut percaya situasi politik Indonesia yang stabil dan kondisi ekonomi yang terus membaik akan mendorong peningkatan permintaan alat berat di Indonesia. "Saat ini harga barang tambang terus meningkat, demikian pula dengan produk perkebunan kelapa sawit, sehingga mereka (prinsipal) percaya investasi di sini," ujarnya. GM Tractors merupakan perusahaan distributor dan agen berbagai jenis merek alat berat buatan Eropa, terutama Jerman, seperti Wirtgen Hamm, dan Vogele, di samping produk China seperti Shantui, Foton, FAW, dan XCMG. Untuk menggarap pasar alat berat Indonesia lebih serius, GM Tractors membangun kantor besar di atas lahan seluas 9.355 meter persegi yang dilengkapi dengan fasilitas bengkel dan tempat pelatihan dengan investasi Rp30 miliar. "Tahun 2008 kami menargetkan mampu menjual 400 unit alat berat. Ini berarti naik 40 persen dibanding tahun lalu," ujar Tjandi. Diakuinya, berbeda dengan perusahaan alat berat yang sudah ada di Indonesia, GM Tractors yang pada awalnya merupakan perusahaan importir alat berat bekas dari Jepang itu lebih membidik pasar proyek infrastruktur, seperti sarana dan prasarana jalan. Ia melihat ada peluang besar di segmen tersebut, mengingat naiknya budget anggaran Departemen Pekerjaan Umum (PU) yang tahun ini mencapai Rp34 triliun. "Sedikitnya (pasar) untuk konstruksi prasarana dan sarana saja bisa bernilai sekitar Rp7 triliun," katanya. Kendati demikian, pihaknya juga tetap melihat adanya peluang di sektor pertambangan dan agro bisnis yang cukup besar. Oleh karena itu, selain di Jakarta, Medan, Pekanbaru, dan Balikpapan, pihaknya juga berencana membuka kantor ccabang di Banjarmasin dan Makasar pada pertengahan tahun ini. Ia mengakui, dari berbagai produk alat berat yang diimpor dari Jerman dan China tersebut, pihaknya menjual sekitar 2/3 produk alat berat dari China yang diimpor secara utuh (CBU). "Alat berat dari China harganya sekitar 40 persen lebih murah dibanding buatan Jepang, tetapi kualitasnya sudah 80-90 persen dibanding produk sejenis dari Jepang," katanya. Ia mengatakan GM Tractors kini fokus menjual alat berat impor baru dari Uni Eropa dan China untuk mengantisipasi larangan impor alat berat bekas yang akan berakhir pada Desember tahun ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008