Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah menegaskan akan senantiasa mengawasi perkembangan pasar di tengah kondisi pasar modal yang mulai berbalik menguat, setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) menurunkan suku bunganya sebanyak 75 basis poin menjadi 3,5 persen. "Kita tetap 'stay in the market' (berada dalam pasar)," kata Burhanuddin kepada pers, seusai menghadiri peluncuran buku karya Miranda M Goeltom, di Jakarta, Rabu. Menurut dia, kondisi saat ini menunjukkan perbaikan dengan terjadinya "rebound" (penguatan kembali) di pasar modal dunia dan makin kalem suasananya. Kalau pun ada penurunan berlangsung pelan (soft landing). "Saya kira segala sesuatunya sesuai dengan yang kita harapkan," katanya. Secara terpisah Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Budi Mulya juga menegaskan, BI akan terus menjaga rupiah tetap stabil, meski terjadi goncangan di pasar saham, yang telah mempengaruhi nilai tukar rupiah. Budi mengatakan, guncangan pasar saham itu terjadi akibat investor asing mereposisi asetnya dan melakukan penyesuaian portofolionya sebagai antisipasi naiknya risiko dari perkembangan pasar global yang tidak menentu. "Tugas bank sentral mana pun menjaga `outlook` makronya. Tugas BI di sini menjaga rupiahnya stabil," tegasnya. Ia juga mengemukakan, tindakan Bank Sentral AS dengan menurunkan suku bunga The Fed merupakan langkah yang tepat untuk mengatasi kondisi perekonomian yang berkembang memburuk dengan bergugurannya bursa AS dan dunia, serta kekhawatiran resesi ekonomi AS. "Apa yang dilakukan The Fed langkah yang tepat dan momentumnya tepat. Bahkan biasanya (penetapan acuan suku bunga The Fed) di pertemuan reguler FOMC (Federal Open Market Committee) ternyata dilakukan lebih awal (emergency), karena outlook resesi di AS begitu kentara sehingga dilakukan lebih awal," katanya. Penurunan tersebut, katanya, akan berdampak positif terhadap pasar modal global dan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang negara-negara lain. "Dampaknya dengan mudah kita bisa melihat pasar global mulai `rebound` (menguat kembali) semua, mata uang demikian juga," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008