Bandung (ANTARA News) - Tiga dari lima kawanan pelaku pencuri toko lintas provinsi, ditangkap oleh Satreskrim Polresta Bandung Timur, dalam operasi penyergapan di sebuah tempat persembunyian mereka di kawasan Jakarta Utara, Rabu dini hari. "Ketiga penjahat spesialis pembobol toko itu ditangkap beberapa hari setelah sebelumnya sempat beraksi di pertokoan Borma Cibiru, Kota Bandung." kata Kapolresta Bandung Timur AKBP Martinus Sitompul di Bandung, Rabu siang. Menurut AKBP Martinus Sitompul ketiga ditangkap di kontrakkannya di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Sedangkan dua orang lainnya, berinisial Tar alias Oji, dan Yan, masih buron. Didampingi Kasat Reskrim AKP Sugeng Supriyanto, Kapolresta mengatakan, ketiga orang penjahat yang berhasil dibekuk itu berinisial He (41), Did (38), dan Bong (38). Dari ketiganya, polisi hanya berhasil menyita beberapa barang hasil kejahatan. Sebagian besar barang-barang tersebut sudah dijual ke Pasar Senen, Jakarta. Tertangkapnya pelaku bermula dari rekaman kamera CCTV yang terpasang di dalam Borma Cibiru. "Kami lalu minta bantuan dari mahasiswa ITB untuk menganalisa rekaman tersebut. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan polisi dari Jakarta," kata Martinus Sitompul. Sebuah informasi didapatkan dari Pasar Senen bahwa ada puluhan jam tangan dengan label "Borma" dijual di pasar tersebut. Informasi tersebut dikembangkan sehingga didapat identitas para pelaku yang ternyata spesialis pencurian toko. Para pelaku berhasil ditangkap di kontrakkannya di daerah Sunda Kelapa Jakarta Utara. Dua orang berhasil melarikan diri dalam penangkapan itu. Ketiga pelaku yang tertangkap dibawa ke Mapolresta Bandung Timur untuk pemeriksaan lebih lanjut. Direncanakan Dalam pemeriksaan awal, kata Kapolresta, para tersangka mengungkapkan, aksi pencurian di Borma telah direncanakan beberapa hari sebelumnya. Mereka telah tiba di Bandung akhir pekan sekitar pukul 17.00 WIB. Satu per satu, kelima orang tersebut bolak-balik masuk Borma Cibiru untuk membaca situasi. Malam harinya, sekitar pukul 22.00 WIB, berbekal linggis, dongkrak, besi panjang, obeng, dan lampu senter, mereka mengendap-endap ke lokasi target dari arah belakang. Mereka memanjat pagar, lalu menjebol tembok belakang bangunan Borma menggunakan linggis. Sekitar pukul 24.00 WIB, mereka berhasil masuk ke dalam Borma. Setiap pelaku bergerak sendiri-sendiri mengambil barang yang mereka pilih. Pelaku dengan leluasa mengobrak-abrik seisi Borma, bahkan mereka sempat makan-makan dan minum-minum di dalam lokasi. Keberadaan seorang Satpam yang berjaga pintu depan, tidak membuat mereka takut. Para pelaku berhasil membawa ratusan potong pakaian, ratusan botol parfum, ratusan jam tangan berbagai merek, ratusan pak rokok, puluhan alat pancing, kue, puluhan alat bor, dan puluhan unit Play Station. Mereka juga berusaha membongkar brangkas uang memakai linggis dan pahat, tapi gagal. Sekitar pukul 02.00 WIB, para pelaku menyudahi aksinya. Otak pelaku komplotan tersebut adalah tersangka Hen. Komplotan ini sudah kerap beraksi di sejumlah kota di Sumatera dan Jawa. Tersangka Hen mengaku pada tahun 1995 pernah menjadi pencuri spesialis sarang burung walet di Lampung dan Tegal. Pada tahun 2005 Hen mencuri puluhan kayu olahan di pelabuhan Tanjung Priok. Dengan kelompok barunya, Hen telah berkali-kali melakukan pencurian di sejumlah toko antara lain toko konveksi di Mangga Besar dengan mengambil dua gerobak pakaian jadi (tahun 2006), dan toko kelontong di daerah Kali Malang, Jakarat (tahun 2007). Sehari-harinya, Hen dan anggota kelompoknya yang diduga kelompok "Kampak Merah", biasa nangkring di sejumlah persimpangan di Jakarta. Kelompok itu dikenal sebagai spesialis pencuri kaca spion mobil.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008