Jakarta (ANTARA News) - Kawasan wisata Kota Tua di Jakarta Barat segera memiliki transportasi wisata, berupa bus mini unik dengan kapasitas 30 penumpang, untuk melayani wisatawan berkeliling daerah yang merupakan cikal bakal kota Jakarta pada masa silam. "Nanti akan dioperasikan dua bus unik itu dengan rute berputar yang dapat digunakan wisatawan untuk mencapai obyek-obyek wisata di Kota Tua," kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, kepada ANTARA di Jakarta, Kamis. Dijelaskannya, pengoperasian moda transportasi itu akan bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta, khususnya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kota Tua. "Rute bus itu akan berkeliling, dimulai dari depan Museum Bank Mandiri kemudian Museum Wayang dan seterusnya, nanti akan berputar kembali menuju depan Museum Bank Mandiri. Saat ini rutenya sedang dibahas oleh Dinas Kebudayaan," ungkapnya. Dalam waktu dekat terowongan penyeberangan orang (TPO) sudah siap beroperasi sehingga diharapkan dapat memudahkan warga untuk melintasi kawasan Taman Stasiun Kota sekaligus memudahkan untuk mengakses kawasan Kota Tua, imbuhnya. "Jadi para wisatawan, misalkan dari arah Thamrin bisa menggunakan Transjakarta menuju Kota. Dari situ mereka dapat menggunakan TPO untuk menuju depan Museum Bank Mandiri dan kemudian naik bus keliling itu. Jadi untuk menuju Kota Tua warga tidak lagi perlu menggunakan kendaraan pribadi," paparnya. Saat ini di sepanjang Jalan Pintu Besar Utara di depan Museum Wayang dan Taman Museum Fatahillah telah dibangun jalur pedesterian. Jalur pedesterian yang mulai dibangun sejak 2006 di sepanjang Jalan Pintu Besar Utara itu saat ini dalam tahap penyelesaian akhir. Proyek itu merupakan salah satu bagian dari program revitalisasi Kota Tua yang pada 2006 masuk sebagai salah satu program utama Pemprov DKI Jakarta. Pada awalnya, direncanakan jalur pedesterian itu tertutup untuk lalu lintas kendaraan bermotor, namun kemudian diputuskan agar kendaraan bermotor dapat melalui jalur itu dengan batas kecepatan maksimum 20 hingga 30 km per jam. Tahap kedua adalah pembenahan kawasan seputar Kali Besar dan tahap ketiga adalah pembangunan kembali replika Gerbang Amsterdam yang terletak tak jauh dari rel kereta api dan berada di antara jalur Museum Wayang ke arah Museum Bahari. Sedangkan tahap ketiga nanti setelah pembangunan kembali Gerbang Amsterdam, akan dibuat `Historical Trail. Dinas Kebudayaan dan Permuseuman bertindak sebagai koordinator sementara dinas terkait lainnya adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Penerangan Jalan Umum, Dinas Pertamanan dan Dinas Perhubungan. Tujuan pembuatan pedesterian itu, bukan hanya pembangunan fisiknya, namun juga lebih kepada memberikan dorongan pada masyarakat maupun swasta bahwa Pemprov telah mengawali usaha revitalisasi sehingga kawasan itu menjanjikan sebagai kawasan komersial dan untuk investasi. Data Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta memperlihatkan luas untuk daerah Kota Tua lama (sekitar tembok benteng yang dihancurkan Deandels-red) berkisar 139 hektar termasuk Pasar Ikan. Sementara Kota Tua secara menyeluruh mencapai 864 hektar sampai ke kawasan Glodok. (*)

Copyright © ANTARA 2008