Kairo (ANTARA News) - Presiden Mesir Hosni Mubarak, Kamis, menyampaikan tekad negerinya mendukung rakyat Palestina serta penyelesaian adil kasus mereka, sehari setelah rakyat Palestina di wilayah terkepung Jalur Gaza menyerbu ke dalam wilayah Mesir melalui pos penyeberangan perbatasan Rafah. Dalam pidato utama saat perayaan Hari Polisi, Mubarak menyatakan Mesir melakukan semua yang dapat dilakukannya guna mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, untuk mencabut penghukuman kolektif Israel serta memulihkan bantuan kemanusiaan, listrik dan gas bagi Jalur Gaza. Presiden Mesir tersebut berikrar untuk takkan berdiam diri dan menyaksikan rakyat Palestina kelaparan di Jalur Gaza serta memburuknya situasi di Jalur Gaza jadi bencana kemanusiaan. Namun, ia mengatakan bahwa Mesir takkan ikut-campur dalam konflik antar-Palestina dan menolak terseret ke dalam upaya untuk mengarang-ngarang krisis di tempat penyeberangan Rafah. Jurubicara Kementerian Luar Negeri Mesir Hossam Zaki mengatakan melalui telefon bahwa lebih dari 300.000 orang Palestina telah memasuki wilayah Mesir melalui tempat penyeberangan Rafah untuk membeli makanan, bahan bakar serta keperluan dasar lain. Ia menyatakan pasukan keamanan Mesir tak turun-tangan terhadap rakyat Palestina, tapi malah mengarahkan arus lalu-lintas kembali ke Jalur Gaza di perbatasan itu. Sementara harapan bagi pencabutan pengepungan atas Jalur Gaza memudar, gerilyawan HAMAS, Rabu, meledakkan lubang di tembok pemisah Jalur Gaza selatan dengan Mesir, yang memungkinkan orang Palestina di Jalur Gaza memasuki Mesir untuk membeli keperluan sehari-hari. Pada hari yang sama, Presiden Mubarak memerintah pasukan keamanan Mesir di pos penyeberangan Rafah agar mengizinkan rakyat Palestina untuk secara besar melintasi terminal tersebut guna memberi keperluan dasar mereka. Setelah pos penyeberangan Rafah dibuka secara paksa, Israel menganggap Mesir "bertanggung jawab". "Tanggung jawab Mesir lah untuk menjamin bahwa perbatasan beroperasi secara layak, menurut kesepakatan yang ditandatangani," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Mesir Arye Mekel dikutip Reuters. Sementara itu, Zaki mengatakan pengepungan itu diberlakukan oleh Israel, sehingga mengakibatkan rakyat Palestina berduyun-duyun memasuki Mesir akibat beratnya hidup di Jalur Gaza. Israel memerintahkan penutupan semua pos penyeberangan Jalur Gaza setelah pengambil-alihan paksa HAMAS atas jalur sempit itu pada Juni 2007 dan makin memperketat blokadenya baru-baru ini sebagai reaksi atas serangan roket rakitan yang saat ini dilancarkan oleh pejuang Palestina dari Jalur Gaza ke dalam wilayah Israel.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008