Davos, Swiss (ANTARA News) - Amerika Serikat yakin tidak punya musuh abadi, sehingga bisa menjalin hubungan lebih baik dengan negara seperti Iran dan Korea Utara, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Condoleezza Rice, Rabu. "Saya dapat pastikan pada Anda bahwa Amerika Serikat tidak memiliki musuh tetap, karena kami tidak memiliki rasa benci abadi," kata Rice dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Rice mengatakan bisa jadi, hubungan antara Amerika Serikat dan Iran melangkah lebih maju ke sediakala, kendati terjadi perselisihan 29 tahun di antara kedua negara itu. "Jika Iran menghentikan pengayaan uranium dan pemrosesan kembali... kami akan memulai perundingan dan kami akan bekerja sekuat tenaga untuk membangun hubungan baru dan lebih normal," kata Rice di depan pemimpin politik dan usaha dunia itu. Hubungan Amerika Serikat-Iran ditentukan bukan oleh ketakutan dan tak saling percaya, namun oleh peningkatan kerjasama, perluasan pertukaran perdagangan dan penataan perbedaan secara damai, katanya, seperti dikutip Xinhua. Rice menekankan keyakinannya bahwa masalah keprihatinan atas nuklir Iran dapat diselesaikan lewat diplomasi. Ia mengatakan, anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa ditambah Jerman masih bersatu menyangkut masalah nuklir Iran. "Kami tidak ingin Iran menjadi kekuatan senjata nuklir dan kami akan terus mempertahankan Iran bagi kewajiban dunianya," kata Rice. Menurut dia, Amerika Serikat dapat juga menjalin hubungan lebih baik dengan Korea Utara jika masalah program nuklir negara itu telah dipecahkan secara menyeluruh. "Itu karena Amerika Serikat tidak memiliki musuh abadi dan kami dapat membayangkan hubungan lebih baik dengan Korea Utara dan kami sedang membangun itu bersama pertemuan enam pihak," kata Rice. Rice menegaskan, Korea Utara harus lebih mematuhi hukum antarbangsa daripada sekedar melucuti sarana nuklirnya di Yangbyon, namun juga mencakup mengumumkan secara utuh dan tepat mengenai semua kegiatan dan perangkat nuklirnya. Rice juga menekankan kepentingan hubungan antara Amerika Serikat dengan Rusia, kendati terdapat perbedaan di antara kedua negara itu mengenai beberapa masalah. "Tidak satu orang pun membayangkan dunia tanpa kerjasama Amerika Serikat-Rusia akan membuat tantangan kita lebih mudah dipecahkan," katanya. Rice menolak itu sebagai yang ia sebut sebagai spekulasi "omong kosong berlebihan" bahwa akan terjadi Perang Dingin baru antara Washington dan Moskwa. "Hubungan kami kini secara mendasar berbeda dari sebelumnya, ketika kami berkeinginan menghindari saling membinasakan," katanya. Menurut dia, Amerika Serikat dan Rusia kini bekerja secara konstruktif dalam sejumlah masalah untuk kepentingan bersama, seperti, mencegah perebakan nuklir, memberantas terorisme, dan mengupayakan perdamaian di Timur Tengah. "Kita hendaknya mengingat ini, kendati ketika kita mendengar retorika tidak bijak dan tak bertanggungjawab dari Rusia, yang mengingatkan kembali ke masa silam," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008