Batam (ANTARA News) - Perilaku HM Soeharto (1921-2008) dan Ny Tien (almarhumah) yang senantiasa tampil berpasangan selaku suami-istri maupun kepala dan ibu negara mengesankan kaum ibu. "Kami, ibu-ibu, banyak yang ingin meneladaninya. Kedua beliau, kemana-mana tampil bersama-sama," kata Ny Sri Soedarsono, di Batam, Minggu. Ny Sri yang akrab dipanggil Ibu Dar adalah adik Bacharuddin Jusuf Habibie, dan dikenal sebagai salah satu sesepuh Batam. Ia adalah istri almarhum Soedarsono. Suaminya pada 1978-1988 menjadi Kepala Batam Pelaksana Otorita Batam, suatu jabatan yang berada di atas gubernur. Di samping dekat dengan Soeharto sejak masa kecil di Pare-pare, selaku istri Soedarsono, Ny Sri sering menjadi nyonya rumah ketika Presiden Soeharto dan "first lady" berkunjung ke Batam. "Tanpa kebijakan Pak Harto pada awal 1970. Batam takkan ada dan tidak akan seperti sekarang kemajuannya, " kata Ny Sri Soedarsono kepada ANTARA. Untuk memeriksa kemajuan dari kebijakannya, sedikitnya satu kali dalam setahun, Presiden Soeharto dan Ibu Tien ke Batam. Mereka bermalam kamar khusus di Wisma Otorita Batam, di Sekupang. Menurut Sri, kedua orang paling berpengaruh itu menyukai ubi, jagung dan kacang rebus. "Ubi, jagung dan kacang, waktu itu masih harus didatangkan dari Jakarta," kata Sri yang kini mengurus lembaga sosial antara lain sekolah swasta dan PMI di Batam, Rumah Sakit Ginjal RA Habibie di Bandung. Ia mengenang, "Pak Harto jarang tidur sebelum jam 00.00. Jam 22.00-an biasanya beliau ke luar kamar untuk menikmati kacang rebus. Penganan yang sederhana". Sri sering memasak untuk tamu yang dihormatinya itu kendati menekan rasa gusar sebab beberapa tentara pasti berdiri mengawasi ketika di dapur. Hal lain yang dikenang Ny Sri Soedarsono ialah pada waktu didampingi Ny Tien, pemerintahanan Soeharto sangat berwibawa. termasuk pada waktu upacara nasional. Pada setiap upacara 17-an, misalnya, ibu-ibu berkain kebaya lengkap, dan perempuan berjilbab tidak ada yang bercelana panjang ketat macam sekarang, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008