Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu sore, mengadakan rapat dengan sejumlah pengusaha Indonesia yang bergerak di sektor pangan untuk membicarakan persoalan harga pangan dan kebutuhan pokok yang terus bergejolak. Bertempat di Istana Negara, sekitar 30 Ketua Asosiasi Pangan duduk bersama dengan sejumlah menteri kabinet dan para anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Dalam acara yang juga dihadiri wakil presiden Jusuf Kalla itu, Presiden Yudhoyono dalam pembukaan rapat mengatakan bahwa acara silaturahmi dan diskusi itu diharapkan dapat menjelaskan persoalan harga dan stok pangan yang belakangan ini terus bermasalah. Ketua Kadin MS Hidayat sebelum rapat itu menjelaskan bahwa para pengusaha akan mengusulkan kepada pemerintah untuk memanfaatkan jaringan bulog untuk menyangga harga panen petani sehingga bisa mendorong petani untuk berproduksi di tiga tanaman pokok, yaitu beras, jagung dan kedelai. Kadin, lanjut dia, juga akan mengusulkan agar para petani yang menanam tanaman bahan pokok itu diberi pupuk gratis, subsidi bibit serta kemudahan akses untuk mendapatkan kredit dari bank. "Pemerintah juga harus memberikan akses pada investor yang akan mananamkan modal di usaha kebutuhan pokok di daerah-daerah pertanian yang bisa dibuka namun diberi target produksi," katanya. Sejumlah menteri yang hadir antara lain, Meko Perekonomian Budiono, Menkeu Sri Mulyani, Meko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Mendagri Mardiyanto, Mendag Mari Pangestu, Menkop UKM Suryadarma Ali, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, dan Meneg BUMN Sofyan Djalil. Selain itu hadir pula Kepala BPS Rusman Heryawan, Dirut BRI Sofyan Basyir, Dirut Pertamina Ari Soemarno, Kepala Bulog Mustafa Abubakar, Gubernur Jatim Iman Utomo, Gubernur Jateng Ali Mufiz, Gubernur Jabar Danny Setiawan dan Gubernur DKI Fauzi Bowo serta Kapolri Jenderal Polisi Sutanto. Sebelum mulai rapat Presiden Yudhoyono meminta para peserta rapat mengubah posisi tempat duduknya sehingga para pengusaha pangan berada di sisi kanan sedangkan para menteri ada di sisi kiri presiden yang duduk beseberangan dengan Wapres.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008