Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono mengatakan Indonesia tak perlu latah menyikapi kebijakan penurunan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed). "Kita lihat posisi kita deh, kita jangan latah saja," kata Boediono di Jakarta, Kamis, menanggapi semakin tingginya perbedaan suku bunga acuan atau BI Rate dengan bunga The Fed. Menurut Boediono, kebijakan suku bunga tidak hanya tergantung dari faktor eksternal, tetapi juga faktor internal di dalam negeri, terutama menyangkut inflasi. "Itu (suku bunga naik atau turun) tergantung inflasi kita, kita tunggu deh beberapa hari lagi diumumkan tingkat inflasinya," kata Boediono. Boediono menjelaskan, kasus subprime mortgage di AS menyebabkan adanya perlambatan ekonomi di AS yang berbuntut panjang menyebabkan likuiditas agak ketat. Oleh sebab itu, The Fed menunurunkan suku bunganya. Sementara mengenai pengaruhnya ke Indonesia, Boediono mengatakan hal itu tergantung apakah keputusan itu bisa mengurangi perlambatan atau tidak. The Fed kembali menurunkan suku bunganya dari 3,50 persen menjadi 3,00 persen. Beberapa waktu sebelumnya The Fed menurunkan suku bunga cukup drastis dari 4,25 persen menjadi 3,5 persen. Mengenai perlunya institusi penyangga pangan, Boediono menyatakan pemerintah belum mengambil keputusan tentang hal itu. "Jadi pokoknya Bulog menjalankan apa yang sekarang sudah ditugaskan. Nanti jangka menengah kita lihat lagi peran Bulog untuk komoditas-komoditas yang lain," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008