Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menegaskan pemerintah terus berupaya menstabilkan ketahanan pangan tanpa mengubah status Badan Urusan Logistik (Bulog). "Kenaikan sejumlah komoditi, terutama kedelai, lebih dikarenakan tingginya harga minyak dunia yang mencapai 100 dolar AS per barel, terlebih lagi ada pengalihan ke biofuel," katanya, usai Shalat Jumat di Kantor Wapres, Jakarta. Jusuf Kalla menjelaskan, tingginya harga minyak dunia dan pemanfaatan sejumlah komoditi sebagai sumber biofuel mau tidak mamu berpengaruh terhadap harga sejumlah komoditi di dalam negeri, seperti kedelai, tepung dan minyak goreng. "Beras, tidak ada ada masalah. Minyak goreng sudah kita sudah atasi dengan segala macam pembebasan. Tinggal kedelai sebenarnya. Kalau ada kenaikan harga sayur karena musim hujan, itu adalah suatu hal yang terjadi setiap waktu," tutur Wapres. Jadi, tambah dia, untuk mengamankan ketahanan pangan pemerintah tidak akan mengubah status Bulog sebagai Perum. Tetapi, intinya pemerintah akan tetap menstabilkan. Pemerintah memerintahkan Perusahaan Umum Bulog untuk mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu diminta mengimpor kedelai dalam jumlah besar untuk mengamankan pasokan domestik. Menurut Kalla, pemerintah juga memperhitungkan kemungkinan pemberian subsidi kedelai sebesar Rp200 miliar. Sementara dalam rapat paripurna yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah memnyusun program bantuan langsung kepad aperajin tempe dan tahu sebesar Rp500 miliar. Terkait itu, Bulog memerlukan waktu sedikitnya enam bulan untuk mempersiapkan diri karena pasokan komoditas pangan masih akan tetap tertekan akibat kenaikan harga dalam empat hingga enam bulan ke depan. Harga komoditas pangan diperkirakan akan terus naik hingga bulan Juni 2008 dan setelah itu akan bergerak landai. Atas dasar itu, pemerintah mengarahkan seluruh perhatiannya pada tiga hal, yakni pemulihan daya beli dan konsumsi masyarakat, memperkuat usaha mikro dan kecil, terutama pengusaha yang menggunakan bahan baku berupa komoditas makanan yang tengah meningkat harganya, yakni kedelai dan terigu. Selain itu, mengendalikan inflasi karena sembilan dari 20 komoditas yang berdampak besar terhadap inflasi adalah makanan. Kesembilan produk itu adalah beras, terigu, kedelai, jagung, susu, gula, minyak goreng, daging, dan bumbu-bumbuan, terutama bawang merah dan cabai. Untuk merealisasikan ketiga tujuan itu, pemerintah telah merancang kerangka kebijakan pengamanan pangan yang belaku bagi semua jenis komoditas makanan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008