Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menambah dua kompi pasukan ke Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) guna memulihkan stabilitas keamanan di kota itu pasca bentrokan TNI-Polri Sabtu (2/2) pagi. "Kita tambah dua kompi masing-masing dari Batalyon 733 dan 515 dari Ambon untuk mengamankan Masohi," kata Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, ketika dikonfirmasi ANTARA News dari Jakarta, Sabtu. Rasyid mengatakan dua kompi pasukan TNI itu akan berjaga paling lama sepekan untuk mengantisipasi berbagai hal pasca bentrokan. "Namun, keberadaan mereka bisa sangat fleksibel. Jika dalam dua hingga tiga hari situasi sudah kondusif maka pasukan bisa kembali ke satuan masing-masing," tutur Rasyid. Penambahan pasukan itu, sambungnya, sudah dikoordinasikan pula dengan Polri agar bisa mengantisipasi segala kemungkinan pasca bentrok secara bersama-sama. Selain mengerahkan pasukan tambahan, kini Kodam setempat juga memeriksa kembali seluruh anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 731 dan menggudangkan kembali seluruh senjata yang digunakan. "Kebijakan itu untuk menghindari bentrokan susulan antara aparat TNI dengan Polri. Langkah yang sama juga dilakukan oleh pihak Mapolres Malteng," kata Rasyid. Pangdam Pattimura mengemukakan, pihaknya juga segera mengidentifikasi oknum Yonif 731 yang menjadi pelaku kerusuhan, termasuk kemungkinan adanya provokator di balik insiden tersebut. Pada Sabtu (2/2) pagi sekelompok oknum Yonif 731/Kabaressy menyerang Markas Polres Maluku Tengah yang mengakibatkan rumah dinas Kapolres Maluku Tengah AKBP Jacub Parjogo terbakar dan dua angota Polres setempat meninggal dunia. Dua anggota Polres Maluku Tengah yang tewas adalah Bripka Michael Wattimena (36) anggota Satuan Intel Polres Maluku Tengah dan Bripda Musri Siomlibona. Sementara lima anggota Polres Maluku Tengah kabarnya masih disandera di Mako Yonif 731/Kabaressy. Insiden itu, tambah Pangdam, dipicu masalah asmara antara kakak beradik perempuan yang masing-masing menjalin kasih dengan anggota Yonif 731/Kabaressy Prada Eko dan anggota Polres Maluku Tengah. "Sang kakak menjalin kasih dengan anggota Polres Malteng, dan sang adik pacar anggota Yonif 731. Keributan terjadi, saat sang adik bersama pacarnya ingin menggunakan kamar sang kakak yang juga tengah bersama pacarnya yang anggota Polres Malteng. Karena ditolak oleh pacar kakaknya yang berpangkat lebih tinggi, sang adik dan pacarnya pergi. Namun, sejak tanggal 30 Januari pacar adiknya yang anggota batalyon 731 tidak pernah pulang, katanya. Karena itu, tambah Rasyid, sang adik melaporkan ke Batalyon 731/Kabaressi dan muncullah insiden bentrokan itu, kata Rasyid. Tentang isu penculikan terhadap Prada Eko, Pangdam emengatakan isu itu tidak benar. "Yang bersangkutan bukan diculik, tetapi setelah `dihukum` oleh pacar kakaknya yang anggota Polres Malteng dan diberi uang, yang bersangkutan hilang dan sampai sekarang belum kembali," ungkapnya. Terkait lima anggota Polres Malteng yang disandera di Yonif 731, Rasyid mengatakan mereka bukan disandera tetapi diamankan agar tidak makin memperkeruh suasana atau menjadi incaran perusuh.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008