Padang (ANTARA News) - Kapal barang perintis antar pulau KM Tegar Mulia bertonase 525 ton yang kandas di bibir pantai kawasan pelabuhan Teluk Bayur, Padang, menjadi tontonan warga yang hendak menyaksikan upaya evakuasi dilakukan pihak berwenang. "Kami sengaja berhenti di lokasi kapal itu untuk menonton kapal ukuran besar yang tak berdaya di perairan dangkal dan upaya tim berwenang melakukan pemeriksaan," kata Gusli (44) seorang warga yang menonton kapal KM Tegas Jaya di Padang, Sabtu. Kebetulan lokasi kapal kandas berada di bibir pantai di tepi ruas jalan raya Padang-Painan. Lokasi itu langsung ramai, puluhan warga nampak duduk di beton penahan gelombang, untuk melihat tim melakukan pemeriksaan di atas kapal yang miring. Kehadiran banyak orang itu, dimanfaatkan beberapa pedagang kaki lima menggelar dagangannya di lokasi itu. Badan kapal kandas itu juga bisa dilihat dari atas kendaraan bermotor yang melaju dari Padang ke Painan atau sebaliknya, karena posisinya tepat disisi jalan raya. Sejumlah petugas nampak berada diatas kapal melakukan pemeriksaan dan perbaikan. Sejumlah selang ukuran besar nampak memompakan genangan air dari dalam lambung kapal ke luar. KM Tegar Mulia kandas setelah sebelumnya diterjang badai lalu terseret hingga setengah mil dan akhirnya terdampar di bibir pantai, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Kabid KPLP Administrasi Pelabuhan Teluk Bayur, Kapten Ezau Danil mengatakan, kapal tanpa muatan tersebut diterjang badai, Kamis (31/1) sekitar pukul 23.30 WIB, saat lego jangkar di perairan laut Teluk Bayur. Kuatnya badai membuat kapal milik PT Indo Mega Maritim terseret sejauh setengah mil ke bibir pantai. Kapal akhirnya kandas di pantai tersebut. Akibat seretan badai lambung kapal diduga bocor, mengakibatkan masuknya air ke dalam lambung sehingga kapal miring. Aparat berwenang akan melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kerusakan kapal, termasuk memperbaiki kebocoran lambung kapal. Setelah itu akan ditarik kembali ke tengah laut dengan kapal tonda.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008