Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perindustrian (Depperin) memproyeksikan nilai ekspor mobil dalam keadaan utuh (CBU) maupun terurai (CKD) serta komponen otomotif naik sekitar 40 persen tahun ini. Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Depperin, Budi Darmadi, di Jakarta, Selasa, mengatakan tahun ini nilai ekspor mobil, baik dalam keadaan CBU maupun CKD set, serta komponen otomotif, diperkirakan mencapai 2,9 miliar dolar AS. Jumlah tersebut naik dibandingkan tahun 2007 yang mencapai sekitar 2,1 miliar dolar AS. "Tahun ini ekspor mobil CBU bisa mencapai 75 ribu sampai 80 ribu unit, naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai 55 ribu unit," ujarnya. Ia optimis nilai dan volume ekspor mobil dan komponen tersebut akan meningkat tahun ini seiring dengan semakin ekspansifnya prinsipal otomotif membuka pasar ekspor bagi industri otomotif di Indonesia. Tahun ini saja, PT Daihatsu Astra Motor (ADM) menargetkan ekspor mobil minibus dan pick up Grand Max ke Jepang dengan merek Toyota Town Ace dan Toyota Lite Ace sebanyak 18 ribu unit. Selain itu, ADM juga mengekspor Daihatsu Terios. Demikian pula dengan Toyota. Di bawah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), perusahaan itu mengekspor Toyota Fortuner, Innova, dan Avanza ke berbagai negara. Hal yang sama juga dilakukan Indomobil melalui Suzuki APV, dan sejumlah perusahaan perakitan lainnya. Budi berharap beroperasinya pelabuhan khusus mobil ("car port") di Tanjung Priok akan lebih mendongkrak kinerja ekspor dan penjualan di dalam negeri di kalangan industri otomotif nasional. Saat ini total kapasitas produksi industri otomotif nasional mencapai sekitar 900 ribu unit per tahun, sedangkan pasar domestik tahun ini diproyeksikan akan menembus angka 500 ribu unit.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008