Jakarta (ANTARA News) - Klenteng tertua di Jakarta, Petak Sembilan atau Hian Tan Keng, Kamis dipadati warga keturunan Tionghoa yang akan berdoa merayakan Tahun Baru Imlek 2559. Kedatangan warga keturunan Tionghoa ke klenteng yang didirikan pada tahun 1650 tersebut, telah berlangsung sejak Rabu (6/2) sore dan puncaknya berlangsung pada malam hari. Mereka tidak hanya berasal dari Jakarta saja, namun tidak sedikit yang berasal dari luar Jakarta bahkan dari luar negeri. Mereka melakukan sembahyang di klenteng tersebut sembari berharap agar pada tahun tikus ini, akan mendapatkan rezeki yang lebih baik. Pengurus Wihara Dharma Bhakti, Henki Halim, memperkirakan, pengunjung Klenteng Petak Sembilan di kawasan Glodok, Jakarta Barat itu mencapai sekitar 10 ribu orang atau melebihi pengunjung pada Imlek tahun lalu yang hanya sekitar tiga ribu orang. "Wajar kalau jumlah pengunjungnya lebih banyak, karena pada Imlek kali ini, pelaksanaannya bersamaan dengan sembahyang penganut Budha," katanya. Ia menyebutkan pengunjung yang datang ke Klenteng Petak Sembilan, bukan hanya warga Jakarta dan sekitarnya saja, namun tidak sedikit pula yang datang dari luar negeri. "Klenteng ini sudah berusia tua karena didirikan pada 1650, hingga namanya dikenal di luar negeri. Maka wajar saja kalau ada tamu dari luar negeri," katanya. Sementara itu, ratusan pengemis memenuhi areal di luar lokasi peribadatan untuk menunggu jatah "angpao" (uang) yang diberikan para tamu klenteng tersebut melalui petugas setempat. Kehadiran pengemis itu, sudah berlangsung sejak Selasa (5/2), mereka dengan setia duduk di luar rumah ibadah tersebut guna mengamankan posisi pembagian angpao saat akan dibagikan oleh petugas keamanan setempat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008