Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan mengusulkan perlunya langkah bersama dari semua negara dalam menghadapi ancaman resesi global saat ini dalam pertemuan negara-negara G-7 yang akan berlangsung di Jepang pada 9 Februari 2008. "G-7 menjadi penting karena sekarang ini mekanisme untuk membuat action bersama-sama tidak ada," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat. Menurut Menkeu, pada beberapa waktu lalu ada bayangan bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) akan memainkan perannya dalam merumuskan langkah bersama, termasuk yang harus dilakukan oleh Amerika Serikat, China, dan Eropah, namun dalam kenyataannya fungsi itu tidak terwujud. Sekalipun IMF sudah berkali-kali meminta negara-negara itu melakukan langkah bersama, mereka tetap menjalankan kebijakan sesuai dengan prioritas domestiknya. "Karena itu, apa yang disebut sebagai langkah komprehensif bersama-sama antar negara itu, tidak ada. Nah ini yang harus dibahas dalam pertemuan G-7," kata Menkeu yang rencananya akan bertolak ke Jepang pada Jumat malam. Menurut dia, pertemuan antar menkeu negara-negara besar yang tergabung dalam G-7 itu sangat penting untuk menciptakan ruang bagi kemungkinan terjadinya koordinasi kebijakan secara global. Menkeu mengatakan, pertemuan G-7 di Jepang nanti akan merupakan pertemuan pertama setelah beberapa kali terjadi krisis di pasar uang global. Pertemuan terakhir yang diikuti seluruh menkeu dan bank sentral dari kelompok G-20 pada awal Desember 2007, sebenarnya sudah melihat adanya kondisi global perekonomian yang cukup pesimis, terutama yang disampaikan para gubernur bank sentral. Menurut Menkeu, yang jadi perhatian adalah apakah akan dibiarkan secara natural mengalami penyesuaian (adjustment), atau harus ada intervensi dari pemerintah. "Secara politis, biasanya tidak mungkin karena biasanya ada tekanan agar pemerintah turun tangan karena kondisi itu berpengaruh pada tingkat pengangguran," katanya. Apapun yang dilakukan oleh negara-negara maju, terutama AS, kegiatan ekonomi terutama di pasar modal, pasar uang, dan perbankan, tidak akan kembali normal pada 2008 ini, kata Sri Mulyani. "Berbagai lembaga itu membutuhkan waktu untuk konsolidasi. Kita lihat mungkin paling cepat 12 bulan. Mereka membutuhkan waktu untuk restrukturisasi, rekapitalisasi, rekonsolidasi hingga recovery. Itu sudah yang paling optimis. Yang lebih pesimis mengatakan dia membutuhkan waktu lebih dari 12 bulan, bahkan bisa 24 bulan," kata Menkeu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008