Doha, Qatar (ANTARA News) - Negara di kawasan Teluk, Timur Tengah, yang menghasilkan 20 persen pasokan minyak dunia diperkirakan dapat membuat "mata uang ke-3 global" pada tahun 2020. Perkiraan itu, yang disampaikan ekonom dan mantan menteri Lebanon, Nasser Saidi, dikutip harian berbahasa Inggris terbitan Qatar "Gulf Times" hari Jumat. "Mata uang bersama di antara negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) bisa berkembang menjadi mata uang antarbangsa, sehingga negara lain bisa menjadikannya pasak utama pula," kata Saidi, ketua ekonom di Pusat Kajian Keuangan Antarbangsa Dubai, dalam wawancara televisi. Menurut dia, proses menuju mata uang tunggal memakan waktu sekitar 10-15 tahun untuk meraih pengaruh di antara negara GCC setelah mereka membentuk ikatan moneter pada tahun 2010. Berkat sokongan kekayaan minyak Arab, mata uang tunggal GCC itu bakal sanggup bersaing dengan dolar, ero, dan yen sebagai mata uang mapan. GCC dibentuk pada 1981 sebagai tanggapan terhadap revolusi Islam di Iran dan perang Iran-Irak. Anggota dewan itu adalah Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, dan Bahrain. Enam negara itu memunyai sistem politik serupa dan persamaan dalam hal budaya serta keadaan sosial. Mereka sama-sama dipimpin monarki otokratik atau kerajaan sheik, dengan ketiadaan peranserta politik publik. Bila dijumlahkan, cadangan minyak di negara GCC mencapai separuh cadangan minyak dunia. Arab Saudi, yang memunyai cadangan paling banyak di antara mereka, didaulat sebagai anggota dewan paling kuat jika dibandingkan dengan negara anggota lain. GCC bertujuan menciptakan pasar bersama dan mulai 1 Januari 2008, enam negara itu mulai menikmati pasar bebas di antara negara anggotanya. Dalam pertemuan di Muscat, Oman, anggota GCC sepakat membuat mata uang tunggal. Upaya itu bertujuan memperkokoh kekuatan ekonomi antarnegara anggota GCC. Sasaran penciptaan mata uang tunggal itu adalah tahun 2010, sehingga dalam waktu dua tahun ke depan, pemimpin GCC membahas kemungkinan membuat bank sentral khusus atau cukup menerapkan beberapa struktur federal saja. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008