Jambi (ANTARA News) - Lembaga bantuan dana Jepang (JICA) belum menetapkan alokasi bantuan dana yang akan digulirkan untuk program pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan untuk tiga Provinsi di Indonesia, yakni Jambi, Riau, dan Kalimantan Barat. "Belum ditetapkan berapa besar dana akan digulirkan, karena kini masih dalam proses," kata salah seorang koordinator JICA Jepang untuk Indonesia, Takeshi Naveta setelah bertemu dengan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin di Jambi, Selasa. Namun, proses pencairan dana untuk Indonesia segera terealisasi, sebab tahun anggaran tahunan di Jepang mulai April. JICA memprioritaskan tiga daerah di Indonesia itu, karena selama ini rawan dan sering terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan yang merugikan pemerintah dan rakyat Indonesia. JICA Jepang berkewajiban membantu Indonesia untuk menyelematkan hutannya dari kerusakan akibat kebakaran yang kerap terjadi pada musim kemarau. Program pencegahan hutan dan lahan di Indonesia bekerjasama dengan Manggala Agni Departemen Kehutanan, memfokuskan tindakan preventif dengan memberdayakan masyarakat lokal dalam ilmu pengetahuan tentang kehutanan dan pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Khusus kebakaran hutan dan lahan di Jambi berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Jambi pada 2004 terjadi kebakaran hutan dan lahan seluas 3.262 hektar, 2005 (215 ha), 2006 (7.497 ha), dan 2007 (772 ha). Kebakaran hutan dan lahan terbesar pada 2004 dan 2006 di Jambi yang menimbulkan kabut asap tebal telah menyebabkan terganggunya penerbangan dari dan ke Jambi, serta ribuan masyarakat terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008