Jakarta, 13/2 (ANTARA) - Kurs rupiah, Rabu pagi, merosot karena pelaku pasar berlanjut membeli dolar AS yang mendorong Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar membeli greenback. Nilai tukar rupiah merosot menjadi Rp9.265/9.270 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.240/9.264 per dolar AS, atau melemah 25 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Rabu, mengatakan keterpurukan rupiah saat ini sudah diperkirakan sebelumnya, menyusul mengendornya dukungan positif dari penurunan suku bunga Fed Fund. Rupiah tertekan akibat kekhawatiran pelaku pasar terhadap laju inflasi Januari 2008 yang tinggi, ujarnya. Karena itu, lanjut dia, pelaku asing cenderung hati-hati bermain di pasar uang maupun pasar saham, mereka menunggu kelanjutan inflasi bulan depan yang diharapkan akan membaik. Apabila laju inflasi bulan depan membaik, kemungkinan pelaku lokal maupun asing akan masuk dan kembali membeli Surat Utang Negara (SUN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), katanya. Dikatakannya, apabila laju inflasi bulan depan meningkat, BI diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunganya setelah dua bulan BI Rate dipertahankan pada angka 8 persen. BI kemungkinan akan menaikkan suku bunganya untuk menekan inflasi yang terus menguat, ujarnya. BI sebelumnya menargetkan BI Rate pada tahun ini akan mengalami penurunan sebanyak dua kali masing-masing 25 basis poin dari 8 persen turun menjadi 7,5 persen. Sementara itu, perdagangan uang di pasar regional seperti euro terhadap yen cenderung stabil pada 156,52, euro terhadap dolar AS agak merosot menjadi 1,4580 dan dolar terhadap yen naik menjadi 107,35. Aktivitas perdagangan di pasar regional cukup ramai, karena pelaku asing cenderung membeli dolar AS. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008