Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak dua kapal perang RI (KRI) kini sedang berpatroli di perairan perbatasan dengan Timor Leste, yang beberapa waktu lalu dilanda kekacauan akibat adanya percobaan pembunuhan terhadap Presiden Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao. "Kedua KRI itu memang sudah secara rutin melakukan operasi pengamanan di perbatasan sebelum ada peristiwa itu. Namanya operasi Samor," kata Pangarmatim, Laksda TNI Adi Prabawa, seusai melakukan inspeksi laut bersama calon Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono, di Surabaya, Rabu. Menurut dia, keberadaan kedua kapal perang memang tidak secara khusus mengamankan perbatasan, menyusul penembakan terhadap Presiden Ramos Horta dan PM Xanana Gusmao oleh kelompok pemberontak itu. Karena itu, katanya, hingga kini TNI AL belum ada rencana untuk menambah kekuatan personel maupun kapal perang ke perairan perbatasan. Kekuatan yang sudah ada tetap melakukan patroli rutin sesuai petunjuk operasi di bawah kendali Mabes TNI. Perwira tinggi yang akan menyerahkan jabatannya kepada Lili Supramono, Kamis, 14 Februari 2008 itu, mengemukakan bahwa perkembangan dari peristiwa di negara yang pernah menjadi provinsi ke-27 Indonesia itu, belum ada yang mengkhawatirkan. "Sampai saat ini belum ada ancaman eksodus warga dari Timor Leste ke Indonesia lewat laut," katanya. Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, menambahkan bahwa kekacauan di Negara Timor Leste belum mempengaruhi situasi keamanan laut di perbatasan dengan Indonesia. "Peristiwa di Timor Leste itu eksesnya sangat kecil bagi gangguan keamanan laut di perbatasan," katanya. Meskipun demikian, Toni mengemukakan peristiwa kekacauan yang kemungkinan menimbulkan eksodus rakyat Timor Leste itu tetap menjadi perhatian jajaran Koarmatim, khususnya di Lantamal Kupang, termasuk kapal perang yang sedang melakukan patroli di wilayah timur. "Cuma selama ini dan sejauh pantauan kami, tidak pernah ada eksodus warga Timor Leste lewat laut. Mungkin karena di sana tidak ada kapal. Umumnya kalau ada eksodus melalui jalur darat di perbatasan dengan NTT. Selain itu, pemerintah setempat kan juga mengimbau warganya agar tetap berada di tempat," katanya. Ia mengemukakan aparat TNI AL yang berada di dekat perbatasan dengan negara baru yang dulu menjadi provinsi ke-27 Indonesia itu tetap melakukan koordinasi dengan satuan TNI lainnya, khususnya dengan jajaran TNI AD. (*)

Copyright © ANTARA 2008