Semarang (ANTARA News) - Rakyat miskin di negeri ini mengalami ketidakadilan. Pasalnya, bantuan jaminan hidup (jadup) yang mereka terima dibandingkan dengan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang dinikmati pemilik mobil pribadi terpaut sangat jauh. "Hal ini bisa diperbandingkan antara bantuan yang akan diterimakan rakyat miskin dengan subsidi BBM yang akan diterima para pemilik mobil pribadi," kata Drs. Djoko Setyowarno, M.T., dosen Unika A.A. Soegijapranata, di Semarang, Kamis. Menurut dia, jika dihitung dari rencana pemerintah memberi bantuan pada rakyat miskin sebesar Rp75 ribu/bulan dengan subsidi BBM bagi pemilik mobil pribadi katakanlah per mobil dijatah 4-5 liter/hari, dan per liter bantuannya sekitar Rp2.000,00 atau dengan kata lain per hari pemilik mobil pribadi dapat subsidi Rp8.000,00 Rp10.000,00. Dan dari hitungan seperti ini jelas terlihat ada ketidakadilan yang dialami rakyat miskin di Indonesia. Berdasarkan perkiraan ini, pemilik mobil pribadi nantinya akan mendapat subsidi antara Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per bulan (jika satu bulan aktivitas mobil pribadi hanya dihitung 25 hari). Sekarang, di Indonesia jumlah mobil pribadi ada jutaan, katanya, seraya menambahkan, jadi untuk mengetahui subsidi itu tinggal mengalikan dengan jumlah mobil pribadi. Berdasarkan kenyataan ini terlihat bahwa di negara Pancasila yang berperilaku kapitalis jelas ada katidakadilan yang dialami rakyat miskin, sementara di negara kapitalis itu sendiri rakyat miskin justru dapat subsidi lebih besar ketimbang orang kaya." "Kondisi yang demikian inilah yang memprihatinkan. Seharusnya pemerintah lebih peduli pada rakyat miskin, bukan sebaliknya lebih peduli pada yang kaya," demikian Djoko Setyowarno. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008