Jember (ANTARA News) - Pers atau media massa diharapkan memberikan solusi pada berbagai masalah yang dihadapi umat Islam saat ini, seperti persoalan kemiskinan, kebodohan dan ketidakberdayaan. "Wartawan tidak hanya mengutip pernyataan-pernyataan pejabat mengenai kondisi umat atau rakyatnya, tapi juga menyajikan fakta yang memberikan solusi agar umat Islam bangkit," kata Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA, Drs M Saiful Hadi Cholid dalam seminar di Jember, Jatim, Sabtu. Seminar bertema, "Peran Kantor Berita dalam Membangun Peradaban Islam" yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) mahasiswa Universitas Jember (Unej) itu juga menghadirkan pembicara, Ustadz Muhammad Tamam, aktifis Forum Komunikasi Masjid Peduli Umat (FKMPU). Menurut Saiful, pers juga harus mampu berperan dalam membantu masyarakat yang sedang dihinggapi masalah ketidakberdayaan mengahadapi realitas sosial maupun ekonomi. Peran yang bisa dimainkan pers adalah menyajikan fakta dua arah, yakni dari sisi pemerintah dan aspirasi masyarakat. "Dengan demikian, maka tujuan besar untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan akan semakin efektif dan efisien," kata Wakil Ketua Bidang Luar Negeri PWI Pusat itu. Menurut dia, bagi pekerja pers muslim, mencarikan solusi untuk menyelesaikan masalah kemiskinan lewat media massa adalah jihad dari insan pers sebagaimana jihad yang pernah dikumandangkan oleh Sayyidina Ali, sahabat dan menantu Rasulullah Muhammad SAW dalam melihat kemiskinan. Pada kesempatan itu, Saiful juga mengungkapkan bahwa media massa harus membantu menyadarkan masyarakat dari ketidakberdayaannya menghadapi tayangan media yang tidak sejalan dengan nilai atau etika Islam, seperti dalam tayangan sinetron. "Masyarakat sekarang saya kira sedang dihadapkan pada ketidakberdayaan untuk menolak sinetron itu kemudian memenuhi adzan untuk salat misalnya. Masyarakat perlu disadarkan dan ini bukan hanya tuga pers, tapi semua elemen masyarakat," katanya. Ia juga mengemukakan peran masjid dalam upaya membangun peradaban Islam. Islam yang "rahmatan lil `aalamiin" (memberi rahmat bagi seluruh alam), katanya, seharusnya dibangun dan bermula dari masjid. "Menurut saya masjid bukan hanya untuk tempat salat, tapi juga untuk berdiskusi atau bahkan tempat umat Islam. Di sinilah peran masjid harus diperluas sebagaimana yang seharusnya menjadi peran masjid," ujarnya. Dikatakannya, tidak seharsnya masjid itu dikunci sehingga umat leluasa keluar masuk ke pusat peradaban tersebut. Kalau kemudian muncul kenyataan, ada pencurian di masjid, maka hal itu menjadi tugas semua elemen masyarakat untuk menyadarkan umat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008