Surabaya (ANTARA News) - Sementara dampak badai Nicholas di sebelah barat Australia belum reda, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mendeteksi kemungkinan munculnya bibit badai baru di sebelah tenggara Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Embrio badai yang hingga kini belum diberi nama itu, masih terus dipantau oleh BMG. "Masih belum diketahui apakah nantinya pusat tekanan rendah itu akan menjadi badai baru atau justru menghilang," kata prakirawan BMG Juanda Surabaya, Arif Hariyanto, Selasa. Sementara mengenai badai Nicholas, menurut Arif Hariyanto, berdasarkan pantauan citra satelit, badai itu kini menjauh dari teritorial Indonesia yakni di posisi 21,7 derajat Lintang Selatan - 113,0 derajat Bujur Timur. Namun, lanjutnya, dampak berupa angin kencang dari barat dengan kecepatan mencapai 50 kilometer per jam masih akan dirasakan masyarakat di Indonesia, khususnya di Jatim. Ia memperkirakan, dampak badai Nicholas tersebut setidaknya masih akan dirasakan hingga 21 Pebruari mendatang. "Memang ada sedikit penurunan intensitas pengumpulan awan hujan dibanding kemarin, tapi tetap saja Surabaya dan Jawa Timur hari ini masih akan diguyur hujan merata," katanya. Menurut dia, hujan pagi ini akan berlanjut sore hingga malam hari di sejumlah daerah dengan intensitas ringan hingga sedang. Di Jatim hujan merata dengan intensitas sedang hingga deras akan terjadi di daerah-daerah selatan dan timur seperti Trenggalek, Tulungagung, Kepanjen, Blitar, Lumajang, dan Banyuwangi bagian Selatan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008