Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK) Indonesia, Eros Jarot, siap mendeklarasikan partai barunya setelah partainya yang lama (PNBK), tidak mampu memenuhi ambang batas kesertaan di pemilu 2009. Kepada pers di Kantor DPP PNBK Indonesia di Pejompongan, Jakarta, Selasa, Eros menjelaskan bahwa tekadnya mendeklarasikan partai baru itu karena merasa partai besar yang ada dianggap belum mampu mewadahi aspirasi sebagian anak bangsa. "Sebenarnya kami sudah ingin berhenti. Tapi setelah melihat ternyata parpol besar belum mampu membawa aspirasi rakyat, maka kami bertekad untuk melanjutkan perjuangan ini," ujarnya. Dijelaskannya bahwa saat ini, PNBK Indonesia yang mengambil lambang nyaris sama dengan partai sebelumnya itu telah memiliki kepengurusan di 33 DPD serta 70 persen DPC. Jumlah itu dianggap telah memadai untuk verifikasi parpol baru oleh Depkum dan HAM serta verifikasi KPU untuk penyertaan di pemilu mendatang. "Ini semua untuk mengikuti aturan yang telah dibuat partai-partai besar itu," katanya. Lebih lanjut Eros mengatakan bahwa saat ini ada skenario mengebiri jumlah parpol lewat rekayasa yang dibangun partai-partai besar. Selain itu, Eros juga menampik tudingan bahwa banyaknya parpol merupakan alasan utama terpuruknya kehidupan bangsa Indonesia. "Terpuruknya nasib bangsa bukan karena banyaknya parpol, tapi lebih pada ketidakmampuan pemimpin dalam mengelola negara berikut sumberdayanya," katanya. Ditempat yang sama Sekjen PNBKB Indonesia Zulvan Lindan menjelaskan bahwa partai baru itu akan dideklarasikan di Bali pada 23-24 Februari mendatang. Acara deklarasi itu, ujarnya, akan didahului dengan konvoi sekitar 500-700 orang kader dan simpatisan partai itu dari Jakarta hingga Denpasar yang rencananya akan ditempuh dalam tiga hari. "Ini merupakan upaya kami untuk mendekati masyarakat sekaligus merebut hati mereka," ujarnya. Sementara itu saat tiba di Yogyakarta, Eros Jarot mengatakan, pihaknya akan beraudiensi dengan Sri Sultan HB X untuk bersilaturahmi dan bertukar pikiran atas sejumlah persoalan bangsa. Ditanya apakah hal tersebut merupakan sinyal dukungan bagi Sri Sultan untuk Pilpres 2009, Eros mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan demikian.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008